- IDEA (Interactive Data Analysis Software)
- APG (Audit Program Generator)
- Microsoft Excel
- Audit Easy
- EZ-R Status
- QSAQ
- Random Audit Assistant
- RAT-STATS
- Auto Audit
- GRC on Demand
Thursday, November 2, 2017
Software sejenis ACL
Software sejenis dengan ACL
Strategi Pengujian Perangkat Lunak
STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK
Dalam strategi pengujianperangkat lunak dapat digambarkan dengan ilustrasi berikut: Sebuah perangkat lunak dimulai daripenentuan kebutuhan perangkat lunak, kemudian prose dilanjutkan ke dalam bentukrancangan, dan akhirnya ke pengkodean.
Strategi pengujian serupa dengan haltersebut, dimulai dengan unit testing di pusat spiral di mana masing-masingmodul/unit dari perangkat lunak yang diimplementasikan dalam source codemenjadi sasaran pengujian. Kemudian dilakukan integration testing dengan focuspengujian adalah desain dan kontruksi arsitektur perangkat lunak. Selanjutnyadilakukan validation testing dengan sasaran pengujian adalah kesesuaian dengankebutuhan perangkat lunak yang telah ditentukan di awal. Terakhir padalingkaran terluar spiral sampai pada system testing, di mana perangkat lunakdan keseluruhan sistem diuji.
Strategi pengujian serupa dengan haltersebut, dimulai dengan unit testing di pusat spiral di mana masing-masingmodul/unit dari perangkat lunak yang diimplementasikan dalam source codemenjadi sasaran pengujian. Kemudian dilakukan integration testing dengan focuspengujian adalah desain dan kontruksi arsitektur perangkat lunak. Selanjutnyadilakukan validation testing dengan sasaran pengujian adalah kesesuaian dengankebutuhan perangkat lunak yang telah ditentukan di awal. Terakhir padalingkaran terluar spiral sampai pada system testing, di mana perangkat lunakdan keseluruhan sistem diuji.
A. PendekatanStrategis ke Pengujian Perangkat lunak
Pengujianmerupakan rangkaian aktivitas yang dapat direncanakan sebelumnya dan dilakukansecara sistematis. Strategi uji coba perangkat lunak memudahkan para perancanguntuk menentukan keberhasilan system yg telah dikerjakan. Hal yg harusdiperhatikan adalah langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan harusdirencanakan dengan baik dan berapa lama waktu, upaya dan sumber daya ygdiperlukan Strategi uji coba mempunyai karakteristik sbb :
a. Pengujian mulai pada tingkat modul yg paling bawah,dilanjutkan dgn modul di atasnya kemudian hasilnya dipadukan
b. Teknik pengujianyang berbeda mungkin menghasilakn sedikit perbedaan (dalam hal waktu)
c. Pengujiandilakukan oleh pengembang perangkat lunak dan (untuk proyek yang besar) suatukelompok pengujian yang independen.
d. Pengujian dandebugging merupakan aktivitas yang berbeda, tetapi debugging termasuk dalamstrategi pengujian.
Validasi dan validasi
Verifikasi dan validasi merupakandua istilah yang sering dikaitkan dengan tahapan pengujian perangkat lunak.Verifikasi mengacu pada serangkaian aktivitas untuk memastikan bahwa perangkatlunak mengimplementasikan fungsi tertentu secara benar, sedangkan validasimengacu pada serangkaian aktivitas untuk memastikan bahwa perangkat lunak yangtelah dibuat sesuai denga kebutuhan konsumen.
Definisi V&V mencakupserangkaian aktivitas dari penjaminan kualitas perangkat lunak (SQA) yangmeliputi kajian teknis formal, audit kualitas dan control, monitoring kinerja,simulasi, studi feasibilitas, kajian dokumentasi, kajian basisdata, analisisalgoritma, pengujian pengembangan, pengujian kualifikasi, dan pengujianinstalasi.
Pengorganisasian Pengujian Perangkat Lunak
Proses pengujian sebuah perangkat lunaksebaiknya melibatkan pihak yang memang secara khusus bertanggung jawab untukmelakukan proses pengujian secara independen. Untuk itulah diperlukanIndependent Test Group (ITG).
Peran dari ITG adalah untuk menghilangkan“conflict of interest” yang terjadi ketika pengembang perangkat lunak berusahauntuk menguji produknya sendiri.
Walaupun seperti itu, sering terjadibeberapa kesalahan pemahaman berkaitan dengan peran ITG, antara lain:
a. Pengembangtidak boleh melakukan pengujian sama sekali. Pendapat ini tidak 100% benar,Karena dalam banyak kasus, pengembang juga melakukan proses unit testing danintegration test.
b. Perangkatlunak dilempar begitu saja untuk diuji secara sporadic. Hal tersebut adalahsalah karena pengemmbang dan ITG bekerja sama pada kesalahan proyek untukmemastikan pengujian akan dilakukan. Sementara pengujian dilakukan, pengembangharrus memperbaiki kesalahan yang ditemukan.
c. Pengujitidak terlibat pada proyek sampai tahap pengujian dimulai. Hal tersebut salahkarena ITG merupakan bagian dari tim proyek pengembangan perangkat lunak dimanaia terlihat selama spesifikasi proses dan tetap terlinat pada keseluruhanproyek besar.
B. Masalah-Masalah Strategis
Masalah-masalah berikut harus diselesaikanbila pengujian ingin berlangsung sukses:
1. Menspesifikasikan kebutuhan produkpada kelakuan yang terukur sebelum pengujian dimulai. Strategi pengujian yangbaik tidak hanya untuk menenmukan kesalahan, namun juga unutk menilai kualitasprogram.
2. Menspesifikasikan tujuan pengujiansecara eksperangkat lunakisit. Sasaran spesifik dari pengujian harus dinyatakandalam bentuk yang terukur
3. Mengidentifikasikan kategori useruntuk perangkat lunak dan membuat profilnya masing-masing. Beberapa kasus yangmenggambarkan scenario interaksi bagi masing-masing kategori dapat mengurangikerja pengujian dengan memfokuskan pengujian pada penggunaan actual produk.
4. Membangun rencana pengujian yangmenegaskan rapid cycle testing. Umpan balik yang muncul dari rapid cycletesting dapaat digunakan untuk mengontrol kualitas dan strategi pengujian yangsesuai.
5. Membangun perangkat lunak yang tangguhyang dirancang untuk menguji dirinya sendiri. Perangkat lunak dapatmendiagnosis jenis-jenis kesalahan tertentu dan mengakomodasi pengujianotomatis dan pengujian regresi.
6. Menggunakan tinjauan formal yang efektif sebagai filter sebekum pengujian.Kajian teknis formal dapat mengungkap kesalahan seefektif pengujian sehinggadapat mengurangi jumlah kerja pengujian.
7. Mengadakan tinjauan formal dapatmengungkap inkonsistensi, penghapusan, dan kesalahan seketika dalam pendekatanpengujian.
8. Membangun pendekatan yang meningkatsecara berkelanjutan untuk proses pengujian. Strategi pengujian harus terukur.Metric yang terkumpul selama pengujian harus digunakan sebagai bagian daripendekatan control proses statistical bagi pengujian perangkat lunak.
C. PengujianUnit
Unit testing (uji coba unit) fokusnya pada usahaverifikasi pada unit terkecil dari desain perangkat lunak, yakni modul. Ujicoba unit selalu berorientasi pada white box testing dan dapat dikerjakanparalel ayau beruntun dengan modul lainnya.
PertimbanganPengujian Unit
Interface modul diuji untuk memastikan bahwa informasisecara tepat mengalir masuk dan keluar dari inti program yang diuji. Strukturdata local diuji untuk memastikan bahwa data yang tersimpan secara temporaldapat tetap menjaga integritasnya selama semua langkah langkah di dalamsuatu algoritma dieksekusi. Kondisi batas diuji untuk memastikan bahwa modulberoperasi dengan tepat pada batas yang ditentukan untuk membatasipemrosesan. Semua jalur independen(jalur dasar) yang melalui struktur controldipakai sedikirnya satu kali. Dan akhirnya penanganan kesalan diuji.
Prosedur Pengujian Unit
sumber telah dikembangkan, ditunjang kembali dandiverifikasi untuk sintaksnya, maka perancangan test case dimulai. Peninjauankembali perancangan informasi akan menyediakan petunjuk untuk menentukan testcase. Karena modul bukan program yg berdiri sendiri maka driver (pengendali)dan atau stub perangkat lunaK harus dikembangkan untuk pengujian unit.
Driver adlprogram yg menerima data untuk test case dan menyalurkan ke modul yg diuji danmencetak hasilnya.
Stub melayanipemindahan modul yg akan dipanggil untuk diuji
D. Pengujian Integrasi
Pengujian terintegrasi adl teknik yg sistematis untukpenyusunan struktur program, pada saat dikerjakan uji coba untuk memeriksakesalahan yg nantinya digabungkan dengan interface. Metode pengujian:
1. Top down integration
Merupakan pendekatan inkrmental untuk penyusunanstruktur program. Modul dipadukan dgn bergerak ke bawah melalui kontrol hirarkidimulai dari modul utama. Modul subordinat ke modul kontrol utama digabungkanke dalam struktur baik menurut depth first atau breadth first.
Proses integrasi:
a. Modul utama digunakan sebagai test driver danstub yg menggantikan seluruh modul yg secara langsung berada di bawah modulkontrol utama.
b. Tergantung pada pendekatan perpaduan yg dipilih(depth / breadth)
c. Uji coba dilakukan selama masing-masing moduldipadukan
d. Pada penyelesaian masing-masing uji coba stub yglain dipindahkan dgn modul sebenarnya.
e. Uji coba regression yaitu pengulangan pengujianuntuk mencari kesalahan lain yg mungkin muncul.
2. Buttom up integration
Pengujian buttom up dinyatakan dgn penyusunan ygdimulai dan diujicobakan dgn atomic modul (modul tingkat paling bawah pdstruktur program). Karena modul dipadukan dari bawah ke atas, proses ygdiperlukan untuk modul subordinat yg selalu diberikan harus ada dan diperlukanuntuk stub yg akan dihilangkan.
Strategi pengujian
a. Modul tingkat bawah digabungkan ke dalam clusteryg memperlihatkan subfungsi perangkat lunak
b. Driver (program kontrol pengujian) ditulisuntuk mengatur input test case dan output
c. Clusterdiuji
d. Driver diganti dan cluster yg dikombinasikandipindahkan ke atas pada struktur program
E. Pengujian Validasi
Setelah semua kesalahan diperbaiki maka langkahselanjutnya adalah validasi terting. Pengujian validasi dikatakan berhasil bilafungsi yg ada pada perangkat lunak sesuai dgn yg diharapkan pemakai. Validasiperangkat lunak merupakan kumpulan seri uji coba black box yg menunjukkansesuai dgn yg diperlukan.
Kemungkinan kondisi setelah pengujian:
1. Karakteristikperformansi fungsi sesuai dgn spesifikasi dan dapat diterima
2. Penyimpangandari spesifikasi ditemukan dan dibuatkan daftar penyimpangan.
Pengujian BETA dan ALPHA
Apabila PERANGKAT LUNAK dibuat untuk pelanggan makadapat dilakukan aceeptance test sehingga memungkinkan pelanggan untukmemvalidasi seluruh keperluan. Test ini dilakukan karena memungkinkan pelanggan menemukan kesalahan yg lebih rinci danmembiasakan pelanggan memahami PERANGKAT LUNAK yg telah dibuat.
Pengujian Alpha
Dilakukan pada sisi pengembang oleh seorang pelanggan.Perangkat Lunak digunakan pada setting yg natural dgn pengembang “yg memandang”melalui bahu pemakai dan merekam semua kesalahan dan masalah pemakaian
Pengujian Beta
Dilakukan pada satu atau lebih pelanggan oleh pemakaiakhir perangkat lunak dalam lingkungan yg sebenarnya, pengembang biasanya tidakada pada pengujian ini. Pelanggan merekan semua masalah (real atau imajiner) ygditemui selama pengujian dan melaporkan pada pengembang pada interval waktutertentu.
F. Pengujian Sistem.
Pada akhirnya PERANGKAT LUNAK digabungkan dgn elemensystem lainnya dan rentetan perpaduan system dan validasi tes dilakukan. Jikauji coba gagal atau di luar skope dari proses daur siklus pengembangan system,langkah yg diambil selama perancangan dan pengujian dapat diperbaiki.Keberhasilan perpaduan PERANGKAT LUNAK dan system yg besar merupakan kuncinya.
Sistem testing merupakan rentetan pengujian ygberbeda-beda dgn tujuan utama mengerjakan keseluruhan elemen system ygdikembangkan.
Recovery Testing
Adalah system testing yg memaksa PERANGKAT LUNAKmengalami kegagalan dalam bermacam-macam cara dan apakah perbaikan dilakukandgn tepat.
Security Testing
Adalah pengujian yg akan melalukan verifikasi darimekanisme perlindungan yg akan dibuat oleh system, melindungi dari hal-hal ygmungkin terjadi.
Strees Testing
Dirancang untuk menghadapi situasi yg tidak normalpada saat program diuji. Testing ini dilakukan oleh system untuk kondisi seperti volume data yg tidak normal (melebihiatau kurang dari batasan) atau fekuensi.
G. Debugging
Debugging bukan merupakanpengujian, namun merupakan konsekuensi dari pengujian yang berhasil. Jikasebuah kasus uji berhasil menemukan kesalahan, maka proses debugging bertujuanuntuk menghilangkan kesalahan tersebut.
Debugging merupakan proses yangsulit untuk dilakukan karena adanya beberapa karakteristik bug seperti:
1. Gejala dan penyebab dari bug bisa sajasangat jauh, gejala dapat muncul pada bagian tertentu dari program danpenyebabnya bisa saja berada pada bagian lain yang sangat jauh dari tempatmunculnya gejala.
2. Gejala dapat hilang ketika kesalahanyang lain diperbaiki
3. Gejala dapat ditimbulkan oleh sesuatuyang tidak salah(mis. Pembulatan yang tidak akurat).
4. Gejala dapat disebabkan oleh masalahtiming.
5. Kemungkinan sulit untuk memproduksikondisi onput secara akurat.
6. Gejala dapat terjadi tiba-tiba.
7. Gejala dapat disebabkan oleh sesuatuyang didistribusikan melewati sejumlah tugas yang bekerja pada prosesor yangberbeda-beda.
Terdapat 3 jenis pendekatandebugging, antara lain:
a. Brute Force
Merupakan teknik yang paling seringdigunakan dan paling tidak efisien dalam mengisolasi penyebab kesalahan. Denganprinsip “biarkan computer menemukan kesalahan”, maka seluruh sumber dayacomputer digunakan dengan tujuan untuk menemukan penyebab kesalahan
b. Backtracking
Merupakan pendekatan yang dimulaidari penemuan gejala kemudian menelusuri balik hingga ke penyebab.
c. Cause Elimination
Dimanifestasikan oleh induksi ataudeduksi dan menggunakan konsep partisi biner. Data yang berhubungan dengankesalahan yang muncul dikumpulkan untuk mengisolasi penyebab. Kemudian dibuatsebuah hipotesis dan data digunakan untuk membuktikan hipotesis tersebut.Daftar rangkaian penyebab yang mungkin dibuat dan dilakukan pengujian untukmengeliminasi penyebab-penyebab tersebut. Jika pengujian menunjukkan kebenaranhipotesis untuk suatu penyebab, maka data diperbaiki untuk mengisolasi bug.Sekali bug ditemukan, bug harus diperbaiki. Namun, perbaikan pada bug dapatmemunculkan kesalahan lain, maka ada beberapa pertimbangan sebelum bugdihilangkan antara lain:
1) Apakah penyebab bug ada pada bagianlain dari program?
2) Apakah “bug yang lain” mungkin terjadipada saat perbaikan dilakukan?
3) Apakah yang telah dilakukan untukmencegah bug pada tempat pertama?
Faktor Pengujian Perangkat Lunak
Pengujian Tahapan Analisis
Pengujian pada tahapan ini lebih menekankan pada validasi terhadap kebutuhan perangkat lunak, untuk menjamin bahwa kebutuhan telah dispesifikasikan dengan benar. Tujuan pengujian pada tahap ini adalah untuk mendapatkan kebutuhan yang layak dan untuk memastikan apakah kebutuhan tersebut sudah dirumuskan dengan baik. Faktor-faktor pengujian yang dilakukan meliputi :
Pengujian Tahapan Desain
Pengujian pada tahapan ini bertujuan untuk menguji struktur perangkat lunak yang diturunkan dari kebutuhan perangkat, kebutuhan yang bersifat umum dirinci menjadi bentuk yang lebih spesifik. Faktor-faktor pengujian yang dilakukan meliputi :
Pengujian Tahapan Implementasi
Merupakan pengujian unit-unit yang dibuat sebelum diintegrasikan mejadi aplikasi secara keseluruhan. Faktor-faktor pengujian tahap implementasi meliputi :
Pengujian Tahapan Pengujian
Pengujian pada tahapan ini dilakukan untuk menilai apakah spesifikasi program telah ditulis menjadi instruksi-instruksi yang dapat dijalankan pada mesin/komputer. Selain itu, juga untuk menilai apakah instruksi yang ditulis tersebut telah sesuai dengan spesifikasi program. Faktor-faktor pengujian tahap ini meliputi :
Pengujian pada tahapan ini lebih menekankan pada validasi terhadap kebutuhan perangkat lunak, untuk menjamin bahwa kebutuhan telah dispesifikasikan dengan benar. Tujuan pengujian pada tahap ini adalah untuk mendapatkan kebutuhan yang layak dan untuk memastikan apakah kebutuhan tersebut sudah dirumuskan dengan baik. Faktor-faktor pengujian yang dilakukan meliputi :
- Kebutuhan yang berkaitan dengan metodelogi
- Pendefinisian spesifikasi fungsional
- Penentuan spesifikasi kegunaan
- Penentuan kebutuhan portabilitas
- Pendefinisian antar muka sistem.
Pengujian Tahapan Desain
Pengujian pada tahapan ini bertujuan untuk menguji struktur perangkat lunak yang diturunkan dari kebutuhan perangkat, kebutuhan yang bersifat umum dirinci menjadi bentuk yang lebih spesifik. Faktor-faktor pengujian yang dilakukan meliputi :
- Perancangan yang berkaitan dengan kebutuhan
- Kesesuaian perancangan dengan metodologi dan teori.
- Portabilitas rancangan
- Perancangan yang dirawat
- Kebenaran rancangan berkaitan dengan fungsi dan aliran data.
- Kelengkapan perancangan antar muka.
Pengujian Tahapan Implementasi
Merupakan pengujian unit-unit yang dibuat sebelum diintegrasikan mejadi aplikasi secara keseluruhan. Faktor-faktor pengujian tahap implementasi meliputi :
- Kendali integritas data
- Kebenaran program
- kemudahan pemakaian
- Sifat coupling
- Pengembangan prosedur operasi.
Pengujian Tahapan Pengujian
Pengujian pada tahapan ini dilakukan untuk menilai apakah spesifikasi program telah ditulis menjadi instruksi-instruksi yang dapat dijalankan pada mesin/komputer. Selain itu, juga untuk menilai apakah instruksi yang ditulis tersebut telah sesuai dengan spesifikasi program. Faktor-faktor pengujian tahap ini meliputi :
- Pengujian fungsional
- Dukungan manual
- Kemudahan operasi
Teknik Pengujian Perangkat Lunak
- White box testing
Pengujian white box
Menggunakan metode desain test case yang menggunakan struktur control desain procedural untuk memperoleh test case. Disebut juga pengujian glassbox. Dengan pengujian whitebox, perekayasa dapat melakukan :
- Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah digunakan paling tidak satu kali.
- Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true and false.
- Mengeksekusi semua loop pada batasan mereka dan pada batas operasional mereka.
- Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.
- menjamin seluruh independent path di dalam modul yang dikerjakan sekurang-kurangnya sekali.
- mengerjakan seluruh keputusan logikal.
- mengerjakan seluruh loop yang sesuai dengan batasannya.
- mengerjakan seluruh struktur data internal yang menjamin validitas.
Keunggulan dan Kekurangan White Box
Keunggulan
- Kebenaran program dalam mendefinisikan algoritma dapat diketahui secara langsung dengan pengolahan path.
- Menentukan kualitas pekerjaan coding dan pengaruhnya untuk standar coding.
- Jumlah biaya untuk white box testing lebih besar daripada biaya yang dibutuhkan untuk black box, untuk ukuran software yang sama.
- Belum mampu melakukan tes ketersediaan, kehandalan, daya tahan beban dan testing – testing lain yang berhubungan dengan kebutuhan faktor – faktor untuk operasi, revisi dan transisi.
- Black box testing
Pengujian black box
Berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Disebut juga pengujian behavioral atau pengujian partisi. Pengujian black box memungkinkan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black box berusaha menemukan :
• Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang
• Kesalahan interface
• Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
• Kesalahan kinerja
• Inisialisasi dan kesalahan terminasi.
• Kesalahan performansi
• Kesalahan inisialisasi dan tujuan akhir
Dengan mengaplikasikan teknik black box, maka kita menarik serangkaian test case yang
memenuhi kriteria berikut :
• Test case yang mengurangi, dengan harga lebih dari satu, jumlah test case tambahan yang harus didesain untuk mencapai pengujian yang dapat
dipertanggungjawabkan.
•Test case yang member tahu kita sesuatu mengenai kehadiran atau ketidakhadiran
kelas kesalahan, daripada member tahu kesalahan yang berhubungan hanya
dengan pengujian spesifik.
Keunggulan dan Kekurangan Black Box:
Keunggulan
- Black box testing dapat menguji keseluruhan fungsionalitas perangkat lunak.
- Black box testing dapat memilih subset test yang secara efektif dan efisien dapat menemukan cacat. Dengan cara ini black box testing dapat membantu memaksimalkan testing investment.
- Ketika tester melakukan black box testing, tester tidak akan pernah yakin apakah perangkat lunak yang diuji telah benar-benar lolos pengujian.
- Gray box testing
Sumber:
http://ekkykyiut.blogspot.com/2012/10/tugas-system-testing.html
http://nickenmys.student.esaunggul.ac.id/2012/12/05/3-metode-dalam-testing-perangkat-lunak-software-testing/
SDLC
SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak angsyat Ä, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).
Thursday, October 12, 2017
Audit Teknologi Informasi
Latar Belakang
Auditing Technologi Informasi muncul seiring dengan pesat nyah teknologi informasi. Dimana peranan computer dalam proses auditing sangat penting. Bahkan sekarang ini mulai dari input, proses, dan output telah banyak yang menggunakan computer atau sudah tidak manual lagi.
1.1 Konsep Auditing System Informasi
Auditing system informasi digunakan umumnya untuk menjelaskan perbedaan dua jenis aktivitas yang terkait dengan computer. Seperti untuk menjelaskan proses mengkaji ulang dan mengevaluasi pengendalian internal dalam sebuah system pemrosesan data elektronik.
1.1.1 Struktur Audit Laporan Keuangan
Tujuan utama dan tanggungjawab auditor eksternal adalah menguji kelayakan dan kebenaran laporan keuangan sebuah perusahaan. Sementara auditor internal melayani manajemen sebuah perusahaan. Dan auditor eksternal melayani para stake holder eksternal.
Terdapat dua komponen penting dalam audit yaitu:
Pertama, audit interim yang bertujuan menetapkan seberapa besar system pengendalian internal dapat diandalkan, dan biasanya membutuhkan uji kelayakan. Uji kelayakan tersebut adalah untuk mengkonfirmasi keberadaan, menilai efektivitas, dan memeriksa kesinambungan operasi kelayakan telah dinyatakan oleh internal control.
Kedua, audit laporan keuangan yang melibatkan uji substantive. Pengujian bersifat substantive adalah verifikasi langsung terhadap angka-angka laporan keuangan, menempatkan keandalan pengendalian internal sebagai hasil jaminan audit interim.
1.1.2 Ada Tiga Pendekatan Auditing
1. Auditing Around Computer (Audit Sekitar Komputer) yaitu dimana penggunaan komputer pada tahap proses diabaikan.
2. Auditing Throught Computer (Auditing Melalui Komputer) yaitu dimana pada tahap proses penggunaan komputer telah aktif.
3. Auditing With Computer (Auditing Dengan Komputer) yaitu dimana input, proses dan output telah menggunakan komputer.
1.2 Teknologi Auditing Sistem Informasi
Teknologi auditing sistem informasi telah berkembang seiring perkembangan sistem computer. Beberapa teknologi terkait dengan biaya yang cukup signifikan untuk mengimplementasikannya, sementara teknologi-teknologi lainnya dapat diimplementasikan dengan biaya relative rendah.
1. Test Data
Data pengujian adalah input yang disiapkan oleh auditor yang berisi baik input yang berisi data valid dan maupun tidak valid. Data pengujian dapat digunakan untuk memverifikasi validasi input transaksi rutin, pemrosesan logika, dan penghitungan rutin program-program komputer dan untuk memverifikasi penggabungan perubahan-perubahan program.
Dengan melakukan data pengujian, program masa ekonomis produksi reguler dapat digunakan, dan hal ini penting untuk memastikan bahwa data pengujian tidak memengaruhi file-file yang disimpan oleh sistem.
Data pengujian dapat dilakukan dengan membuat bentuk input untuk uji transaksi fiktif atau dengan cara lainnya, dengan mengkaji ulang data input aktual dan memilih beberapa transaksi riil untuk pemrosesan sebagai data pengujian. Teknik lainnya yang jarang digunakan adalah menciptakan data pngujian dengan menggunakan generator data pengujian yang secara khusus didesain dengan program komputer untuk menciptakan data komprehensif berdasarkan data input.
2. Integrated Test Facility
ITF menggunakan baik data pengujian maupun penciptaan record fiktif (vendor, karyawan) pada file master sebuah sistem computer. ITF pada umumnya digunakan unuk mengaudit sistem aplikasi komputer besar yang menggunakan teknologi pemrosesan real time.
3. Parallel Simulation
Pemrosesan data riil melalui program audit. Output disimulasikan dan dibandingkan dengan output regular demi tujuan pengawasan. Simulasi parallel, pemrosesan redundan terhadap seluruh data input dengan melakukan uji program terpisah, mengizinkan validasi komprehensif dan sangat tepat dilaksanakan pada transaksi penting yang memerlukan audit 100%. Program audit yang digunakan dalam simulasi paralel biasanya merupakan jenis program audit umum yang memproses data dan menghasilkan output yang identik dengan program yang sedang diaudit.
4. Audit software
Program computer yang memungkinkan computer digunakan sebagai alat auditing. Perangkat lunak yang konvensional seperti program penggunaan sistem, program pemunculan kembali informasi, atau bahasa program tingkat tinggi (COBOL) dapat digunakan untuk kegiatan audit ini.
5. Generalized Audit Software
GAS adalah perangkat lunak audit yang secara khusus didesain untuk memungkinkan auditor melakukan fungsi pemrosesan data audit yang terkait. GAS didesain untuk memungkinkan auditor dengan keahlian komputer yang tidak terlalu canggih untuk menjalankan audit yang terkait dengan fungsi-fungsi pemrosesan data. Paket-paket tersebut dapat menjalankan beberapa tugas tertentu seperti menyeleksi data sampel dari file-file, memeriksa perhitungan, dan mencari file-file untuk item-item yang tidak biasa.
6. PC Software
Perangkat lunak yang memungkinkan auditor menggunakan sebuah PC untuk melakukan tugas tugas audit. Paket PC software general purpose seperti perangkat lunak pengolah kata dan spreadsheet telah memiliki banyak aplikasi audit.
ACL, yang dipublikasikan oleh ACL software adalah salah satu contoh perangkat lunak audit. Perangkat lunak ini memungkinkan auditor untuk menghubungkan sebuah PC dengan mainframe atau PC klien dan kemudian mengekstrak dan menganalisis data.
7. Embedded Audit Routine
Rutinitas auditing khusus dimasukkan dalam program computer regular sehingga data transaksi dapat dijadikan subjek analisis audit. Kriteria audit untuk menyeleksi dan mencatat transaksi dengan modul-modul embedded (dilekatkan) harus disediakan oleh auditor. Dalam pendekatan yang disebut system control audit review file (SCARF), pengujian-pengujian terhadap edit-program yang ditentukan auditor untuk membatasi atau menentukan kelayakan, dimasukkan dalam program saat pertama kali program dikembangkan.
1.2.1 Embedded Audit Routine
Embedded audit routine adalah sebuah teknologi audit yang meliputi modifikasi program-program komputer demi tujuan audit. Hal ini dicapai dengan membangun rutin auditing khusus kedalam program produksi reguler sehinggga data transaksi atau beberapa subbagian darinya dapat dijadikan subjek bagi analisis audit. Salah satu teknik tersebut diberinama embedded audit data collection. Teknik ini menggunakan satu atau lebih modul-modul yang diprogram khusus yang dilekatkan (embedded) sebagai in-line code dalam kode program reguler untuk menyeleksi dan mencatat data untuk analisis dan evaluasi berikutnya. Penggunaan in-line code berarti bahwa program aplikasi menjalankan fungsi pengumpulan data audit bersamaan dengan program tersebut memproses data untuk tujuan produksi normal.
Kriteria audit untuk menyeleksi dan mencatat transaksi dengan modul-modul embedded (dilekatkan) harus disediakan oleh auditor. Hal ini dilakukan dalam banyak cara. Dalam pendekatan yang disebut system control audit review file (SCARF), pengujian-pengujian terhadap edit-program yang ditentukan auditor untuk membatasi atau menentukan kelayakan, dimasukan dalam program saat pertama kali program dikembangkan. Tujuan pendekatan ini adalah untuk menghasilkan sebuah sampel statistik transaksi untuk audit selanjutnya. Pendekatan ini disebut Sample Audit Review File (SARF).
1.2.2 Extended Record
Extended record adalah modifikasi program komputer untuk menyediakan sebuah rute audit secara komperhensif untuk transaksi-transaksi tertentu dengan cara mengumpulkannya dalam satu data tambahan extended record yang berkaitan dengan pemrosesan, yang biasanya tidak dikumpulkan.
Dengan teknik extended record, transaksi-transaksi khusus akan dipatok pada suatu tempat, dan langkah-langkah proses yang mengganggu yang biasanya tidak disimpan dan ditambahkan pada extended record, yang memungkinkan rute audit direkontruksi untuk transaksi-transaksi tersebut. Extended record berisi data dari seluruh program aplikasi yang terpisah, namun mampu memproses sebuah transaksi dan menyediakan sebuah rute audit yang lengkap. Transaksi-transaksi tersebut dapat diidentifikasi dengan kode-kode khusus, disleksi secara acak, atau dipilih sebagai eksepsi atas uji edit.
1.2.3 Snapshot
Snapshot adalah upaya untuk menyediakan gambaran komprehensif terhadap proses kerja sebuah program pada suatu titk waktu tertentu. Snapshot merupakan teknik program-debugging yang umum dikenal. Snapshot merupakan penambahan kode program yang menyebapkan program mampu mencetak isi area memori tertentu pada saat dan selama proses, ketika kode snapshot tersebut dijalankan. Snapshot dan extended record merupakan teknologi yang sangat mirip, dengan snapshot mampu menghasilkan sebuah rute audit dan extended record mampu menggabungkan data snapshot dalam extended record, dan bukan dalam bentuk hard copy.
1.2.4 Tracing
Tracing adalah teknik audit lainnya yang berasal dari program bantu debugging. Penelusuran (tracing) sebuah eksekusi program menyediakan rute rinci audit atas intruksi-intruksi yang dijalankan selama pengoprasian program. Tracing biasanya dijalankan dengan menggunakan sebuah pilihan dalam bahasa kode sumber program (seperti COBOL). Rute audit yang disediakan oleh tracing tergantung pada paket tracing tertentu. Bahasa-bahasa program tingkat tinggi ditelusuri pada tingkat sumber laporan, dan bahasa-bahasa program tingkat yang lebih rendah ditelusuri pada tingkat yang lebih rinci.
Demi kepentingan audit, tracing dapat digunakan untuk memverifikasi bahwa pengendalian internal dalam sebuah program aplikasi dapat dieksekusi ketika program tersebut memproses data pengujian. Tracing juga dapat mengindikasikan bagian-bagian dalam kode program yang tidak dieksekusi, yaitu situasi yang didalamnya beberapa kejadian telah menghasilkan temuan ketidak tepatan atau modifikasi yang tidak diotorisasi pada sebuah program.
Seluruh teknik embedded audit routin membutuhkan keahlian teknik yang tinggi ketika teknik-teknik tersebut untuk pertama kalinya ditetapkan, dan diperlukan pula pengetahuan yang memadai untuk menggunakan teknik-teknik tersebut dengan efektif. Teknik-teknik tersebut menjadi jauh lebih mudah diimplementasikan ketika sebuah program dan file-file untuk sebuah aplikasi desain, dan bukan setelah sistem beroprasi. Tingkat idenpendensi yang tetap dapat dipertahankan/dijaga oleh auditor sementara pengembangan sistem-sistem tersebut sangat tergantung pada tingkat keahlian teknis yang mereka miliki. Bahkan ketika auditor memiliki tingkat keahlian teknis yang tinggi, pengembangan masih tetap membutuhkan sebuah kerja sama yang baik antara auditor dan personel sistem.
1.2.5 Dokumen Tinjauan Sistem
Dokumen tinjauan sistem, seperti deskripsi naratif, flowchart dan daftar program, mungkin merupakan teknik auditing sistem informasi yang paling tua dan masih tetap digunakan secara luas. Pendekatan ini akan cocok khususnya pada audit tahap awal sebagai persiapan untuk seleksi dan penggunaan teknologi audit langsung lainnya.
Jenis kajian ulang lainnya pun memungkinkan. Seorang auditor dapat meminta personal omputer untuk melakukan “dump” terhadap sebuah file komputer, yaitu menyediakan bagi auditor sebuah daftar lengkap isi file. Atau, auditor dapat meminta dump daftar bahasa bahasa sumber program. Daftar ini dapat di kaji ulang oleh auditor. Program dapat dicek langsung ( desk checked )oleh auditor.dalam pengecekan langsung , auditor secara manual memproses data uji atau riil melalui logika program. Flowchat program dapat dikaji ulang dalam cara yang sama. Kaji ulang sebuah program yang lebih canggih dapat dilakukan dengan meminta sebuah dump atas kode objek, yaitu versi bahasa –mesin sebuh program. Jenis lain proses dokumentasi yang dapat di uji adalah pengoprasian dokumentasi yang dilakukan oleh banyak sitem komputer sebagai bagian rutin operasi. Rutinitas tersebut meliputi pengumpulan dan meringkas statistik-statistik yang berkaitan dengan dengan penggunaan sumberdaya program. Dan tentu saja, statistik itu sangat penting bagi auditor karena ia menunjukan bagaimana seseorang pengguna sistem, dan menunjukan pula kapan dan dan sumber daya serta program apa saja yang terlibat di dalamnya.
1.2.6 Flowchart Pengendalian
Dalam banyak kasus, dokumentasi khusus untuk kepentingan auditing dikaji ulang dan dikembangkan untuk menunjukan sifat dasar pengendalian aplikasi dalam sebuah sistem. Dokumen ini disebut Flowchart pengendalian. Flowchart analitik, Flowchart sistem, dan teknik grafis lainnya digunakan untuk menggambarkan berbagai pengendalian dalam sebuah sistem. Keunggulan utama Flowchart adalah mudah dipahami oeh auditor, pengguna, dan personal komputer sehingga dapat memfasilitasi komunikasi antar pihak yang berbeda.
1.2.7 Mapping
Bukti audit yang lebih bersifat langsung yang berkaitn dengan program dapat diperoleh dengan memonitor pengoperasian sebuah program dengan paket pengukuran perangkat lunak khusus. Perangat lunak khusus ini digunakan untuk memonitor eksekusi sebuah program yang dilakukan dengan menghitung berapa kali setiap pernyataan dalam tiap program dieksekusi dan dengan memberikan ringkasan statistik yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya. Walaupun paket pengukuran perangkat lunak dapat memastikan bahwa langkah-langkah program tertentu telah dijalankan, tetapi ia tidak dapat memastikan bahwa eksekusi yang dijalankan yang dijalankan telah sesuai urutan yang tepat.
Pemetaan dapat digunakan secara efektif bersama-sama dengan teknik data pengujian. Eksekusi sebuah program dengan data pengujian sebagai input dapat dijadikan sebuah pemetaan. Evaluasi output pemeantauan perangkat lunak dapat mengindikasikan seberapa luas input menguji pernyataan-pernyataan program individual.
1.3 Berbagai Jenis Audit Sistem Informasi
1.3.1 Pendekatan Umum Pada Audit System Informasi
Hampir semua pendekatan untuk sebuah audit system informasi mengikuti beberapa variasi dari sebuah struktur tiga tahap. Tahap pertama terdiri atas kajian ulang awal dan evaluasi wilayah yang akan diaudit dan persiapan rencana audit, yang bertujuan menetukan serangkaian tindakan yang akan dilakukan audit dan meliputi keputusan-keputusan yang berkaitann dengan wilayah wilayah tertentu yang akan diinvestigasi, penggunaan tenaga kerja audit, teknologi audit yang akan digunakan, dan pengembangan anggaran waktu dan atau biaya audit itu sendiri.
Tahap kedua dalam audit sitem informasi adalah adalah kaji ulang dan evaluasi terperinci. Dalam tahap audit ini, upaya diarahkan pada penemuan fakta dalam bidang atau wilayah yang dipilih untuk di audit.
Tahap ketiga dalam audit adalah pengujian. Tahap pengujian sebuah audit menghasilkan bukti kepatuhan terhadap prosedur yang telah ditetapkan. Uji kepatuhan dilakukan untuk menyediakan jaminan kepastian bahwa ada pengendalian internal dan ia lakukan sesuai yang telah dituliskan dalam dokumentasi sistem.
1.3.2 Audit Aplikasi Sistem Informasi
Pengendalian aplikasi dibagi menjadi tiga wilayah umum, yaitu input, pemrosesan, output. Audit aplikasi biasanya meliputi pengkajian ulang pengendalian yang ada disetiap wilayah tersebut. Teknologi khusus yang digunakan akan tergantung pada kecerdasan dan sumber daya yang dimiliki auditor. Data pengujian, ITF atau simulasi pararel dapat digunakan untuk pengendalian uji pemrosesan.
1.3.3 Audit Pengembangan Sistem Aplikasi
Audit pengembangan sistem diarahkan pada aktivitas analisis sistem dan programmer yang mengembangkan dan memodifikasi program-program aplikasi, file, prosedur-prosedur yang terkait. Pengendalian proses pengembangan sistem mempengaruhi keandalan program program aplikasi yang dikembangkan. Tiga wilayah umum yang menjadi perhatian audit dalam proses pengembangan sistem adalah standar pengembangan system, manajemen proyek, dan pengawasan perubahan program. Teknik audit yang sering digunakan untuk masing masing area tersebut adalah kaji ulang dan pengujian dokumentasi-dokumentasi yang terkait.
Standar pengembangan system adalah dokumentasi yang berkaitan dengan desain, pengembangan, dan implementasi system aplikasi.
Pengembangan manajemen proyek mengukur dan mengendalikan kemajuan selama pengembangan system aplikasi. Manajemen proyek terdiri atas perencanaan proyek dan pengawasan proyek. Rencana proyek adalah pernyataan formal rencana kerja rinci dari proyek tersebut.
1.3.4 Audit Pusat Layanan Komputer
Pengendalian umum yang mengatur operasi pusat layanan computer melengkapi pengendalian aplikasi yang dikembangkan dalam sistem aplikasi tertentu. Pengendalian umum yang mengatur operasi computer juga membantu memastikan ketersediaan yang berkesinambungan atas sumber daya pusat pengendalian lingkungan..
Audit dapat pula dilakukan dalam beberapa bidang. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan pengendalian lingkungan. System mainframe yang yang berkaitan dengan pusat layanan komputer besar biasanya memiliki persyaratan suhu dan kelembapan khusus. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan karenanya pengendalian juga harus diperhatikan untuk mempertahankan kestabilan sumber daya dan juga menyediakan sebuah alternative sumber daya jika terjadi kegagalan.
Pengendalian manajemen atas operasi pusat layanan computer juga bidang yang memerlukan perhatian. Area ini meliputi teknik teknik yang digunakan untuk menganggarkan factor factor beban perlengkapan, statistic penggunaan proyek, anggaran dan kebutuhan perencanaan staf dan rencana akuisisi perlengkapan
BAB II
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
2.1 Manajer Dan Keputusan
Seluruh organisai menghadapi masalah alokasi sumberdaya, yang diselesaikan melalui pengambilan keputusan manajerial. Dalam suatu organisasi, kekuasaan untuk membuat keputusan didelegasikan kepada manajer.
Perencanaan dan Pengendalian
Perencanaan dan pengendalian merupakan aktivitas-aktivitas fundamental (paling utama) yang biasa dilakukan oleh seluruh manajer. Pengambilan keputusan sehari-hari ini melibatkan keputusan yang berkaitan dengan berbagai aktivitas berikut ini:
• Mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
• Memperoleh sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang dikehendaki.
• Mengalokasikan sumnerdaya yang diperoleh ke masing-masing pekerjaan dan menentukan penggunaan yang tepat dari sumberdaya-sumberdaya tersebut.
• Mengkoordinasikan dan menyelia (mengawasi) karyawan bila dibutuhkan dalam rangka melaksanakan tujuan-tujuan perusahaan.
• Memonitor aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil-hasil dari pekerjaan-pekerjaan tertentu serta mengambil tindakan perbaikan jika terjadi penyimpangan dari rencana.
Pengambilan Keputusan
Seluruh aktivitas perencanaan dan pengendalian melibatkan pengambilan keputusan oleh manajer. Dalam kenyataanya, kontribusi seorang manajer kepada perusahaan adalah pengambilan keputusan. Manajer juga memberikan sumbangan penting lainnya seperti kepemimpinan dan motivasi kepada karyawan. Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan suatu proses, dan ini dilakukan manajer bukan hanya sepintas saja tetapi merupakan sesuatu yang sangat menyita waktu.
Ada enam tahap sistematis yang biasa dilakukan oleh seorang manajer ketika mengambil keputusan:
1. Mengidentifikasikan dan mendefinisikan masalah: Tahap ini merupakan bagian tersulit dari proses pengambilan keputusan. Alasannya karena manajer seringkali sulit membedakan masalah itu sendiri dengan gejala-gejala dari suatu masalah.
2. Menentukan alternatif tindakan: Inti dari proses pengambilan keputusan adalah pemilihan tindakan tertentu oleh manajer. Agar manajer dapat membuat pilihan yang tepat, penting baginya untuk mengetahui setiap alternatif tindakan yang tersedia.
3. Mengevaluasi tindakan-tindakan yang mungkin: Suatu kerangka kerja yang bermanfaat dalam mengevaluasi berbagai alternatif adalah pendekatan manfaat-biaya (cost-benefit approach). Seringkali manajer menggunakan laporan proforma profitabilitas yang berkaitan dengan berbagai alternatif tersebut.
4. Memilih alternatif tindakan terbaik: Dalam berbagai kasus, pemilihan alternatif terbaik merupakan bagian paling mudah dalam proses pengambilan keputusan.
5. Melaksanakan alternatif tindakan yang dipilih
6. Melakukan tindak lanjut untuk meyakinkan dirinya bahwa hasil yang diinginkan dapat diperoleh: Jika suatu alternatif telah dipilih, manajer kemudian melakukan tindak lanjut dan mengimplementasikan pilihan tersebut. Tahap ini sering kali menyita waktu.
Analisis dan Pengendalian
Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis dan mengendalikan keputusan adalah sistem pelaporan anggaran (budgetary reporting system), dimana laporan periodic digunakan untuk menyoroti biaya dan penghasilan yang dianggarkan dibandingkan dengan biaya dan penghasilan sesungguhnya. Pendekatan lain, yaitu manajemen penyimpangan (management by exception) menyatakan bahwa penyelidikan manajemen hanya dilakukan terhadap penyimpangan-penyimpangan dari anggaran yang dianggap material.
Informasi yang Berguna untuk Perencanaan dan Pengendalian
Informasi berbeda dengan data, yaitu informasi berguna bagi pengambilan keputusan sedangkan data tidak. Kegunaan informasi dapat ditentukan berdasarkan kemampuannya memberikan bantuan dalam melakukan prediksi dan penafsiran mengenai risiko perencanaan.
Sifat-Sifat Informasi dan Tingkat Manfaat (Karakteristik Informasi)
Ketepatan waktu (timeliness) suatu laporan merupakan hal penting bagi tujuan-tujuan pengendalian. Informasi memiliki sifat lainnya selain ketepatan waktu adalah :
• Kuantifiabilitas (quantifiability) mengacu pada tingkat kesulitan dalam menyajikan suatu kejadian dalam bentuk numeric.
• Akurasi berkaitan dengan tingkat kemampuan dari sekumpulan informasi untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
• Kepadatan berkaitan dengan tingkat kerincian derajat informasi.
• Relevansi berkaitan dengan seberapa baik hubungan antara informasi dengan suatu masalah keputusan tertentu.
Nilai Informasi
Informasi memiliki nilai yang berasal dari pengaruhnya terhadap keputusan. Kualitas informasi umumnya meningkat jika terdapat kondisi-kondisi berikut:
• Akurasi – informasi benar dalam merefleksikan realitas
• Ketepatan waktu – informasi bersifat mutakhir
• Waktu tanggap – informasi tersedia dengan cepat
• Kelengkapan – informasi berisikan segala sesuatu yang dibutuhkan
• Relevan – informasi mempengaruhi keputusan yang dibuat
Perangkat Lunak untuk Pengambilan Keputusan
Ada beberapa perangkat lunak (software) untuk pengambilan keputusan, yaitu:
1. Perangkat lunak database (Database software)
Perangkat luank database memungkinkan manajer untuk melakukan pencarian (kueri) secara terstruktur untuk memperoleh informasi dalam database.
2. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
DSS ditujukan kearah pemrosesan data dalam konteks keputusan dibandingkan ke arah perolehan data. Perangkat lunak spreadsheet merupakan contoh umum DSS walaupun perangkat lunak itu sendiri bukan merupakan DSS
3. Sistem Ahli (Expert System)
Sistem ahli merupakan DSS yang dikembangkan dengan canggih yang menggunakan pengetahuan umum yang biasanya dimiliki seorang ahli untuk memecahkan masalah. Sistem ahli dibagi dua bagian, yaitu: basis pengetahuan (knowledge base) dan alat pengolahan masukan (inference engine). Basis pengetahuan menyimpan aturan-aturan, data dan hubungan yang digunakan untuk memecahkan masalah.
4. Sistem Informasi Eksekutif (Excecutive Information System)
Sistem ini biasanya dipergunakan oleh level atas manajemen. Sebagian besar informasi yang digunakan manajemen tingkat atas berasal dari sumber-sumber diluar sistem informasi organisasi.
2.2 Pelaporan Kepada Manajemen
Sistem Pelaporan
Agar sistem pelaporan menjadi efektif,sistem pelaporan harus merupakan komponen terpadu dari sistem informasi dimana seluruh akun menggunakan skema kode yang seragam.Pada tingkat yang paling umum,sistem pelaporan dapat di klasifikasikansebagai horizontal atau vertical.
Sistem pelaporan horizontal menghasilkan informasi untuk perencanaan dan pengendalian dalam funsi-fungsi operasional yang terikat di perusahaan.sistem pelaporan vertical membentuk arus ke bawah dan ke atas untuk informasi yang penting bagi perencanaan dan pengendalian.
Sistem pelaporan vertical membentuk arus informasi yang mengalir antara berbagai tingkatan manajemen. Anggaran disusun dengan mengumpulkan arus informasi ke atas,seperti ikhitisar penjualan historis. Sistem pelaporan vertical cenderung member penekanan pada perencanaan dan pengendalian sedangkan sistem pelaporan horizontal cenderung berfokus pada pelaksanaan fungsi-fungsi operasi.
Sistem Pelaporan Keuangan dan Biaya
Tujuan utama dari sistem keuangan adalah menghasilkan laporan pertanggungjawaban untuk pemilik atau kreditor perusahaan.Sistem ini berfokus pada pembuatan/penyajian laporan-laporan tradisional,yaitu laporan laba rugi,laporan posisi keuangan,laporan perubahan posisi keuangan.
Dalam sistem akuntansi biaya terdapat dua jenis sistem akuntansi biaya ,yaitu sistem biaya atas order kerja dan sistem biaya atas proses.Sistem job order costing digunakan pada industry dimana order pelanggan dikerjakan berdasarkan order.
Sistem Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban
Konsep pertanggungjawaban menyatakanbahwa seluruh kejadian dalam lingkungan perusahaan dapat ditelusuri ke pertanggungjawaban individu tertentu. Konsep akuntansi pertanggungjawaban menyatakan bahwa individu tertentu harus bertanggungjawab atas terjadinya peristiwa tersebut. Sistem akuntansi pertanggungjawaban biasanya mampu mengalokasikan biaya ke pusat-pusat pertanggungjawaban yang relevan.
SistemPelaporan Profitabilitas
Sistem ini mencakup suatu sistem anggaran dan pelaporan pengendalian yang meliputi berbagai tingkat dalam bagan organisasi. Konsep utama yang mendasari pelaporan profitabilitas adalah perencanaan laba.organisasi dapat di pabdang sebagai kelompok pusat-pusat laba.Rencana laba perusahaan secara keseluruhan diperoleh dengan menetapkan target laba rugi masing-masing pusat laba. Sistem pelaporan profitabilitas tidaj hanya bermanfaat sebagai alat perencanaan tetapi juga berguna sebagai alat bantu dalam melakukan evaluasi.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan Auditing Teknologi Informasi
Istilah audit sistem informasi digunakan secara umum untuk menggambarkan dua jenis aktivitas yang berbeda yang terkait dengan komputer. Salah satu penggunaan istilah ini adalah untuk menggambarkan proses pengkajian ulang dan pengevaluasian pengendalian internal dalam sistem pemrosesan data eektronik. Jenis kegiatan ini digambarkan sebagai auditing melalui komputer. Penggunaan umum lainnya adalah untuk menggambarkan penggunaan komputer oleh seorang auditor untuk melakukan beberapa pekerjaan audit yang biasanya akan dikerjakan secara manual. Jenis aktivitas ini digambarkan sebagai auditing dengan komputer.
Teknologi audit sistem informasi telah berkembang seiring perkembangan sistem komputer. Namun demikian, tidak terdapat teknologi auditing secar keseluruhan. Sebaliknya, terdapat beberapa teknologi yang dapat digunakan dengan cukup baik untuk mencapai tujuan audit. Tekologi yang didiskusikan dalam bab ini antara lain adalah data pengujian, fasilitas uji terintegrasi (ITF), simulasi paralel, dan perangkat lunak audit secara umum. Teknologi-teknologi audit sistem informasi berbada satu sama lain, demikian juga keahlian teknis yang diperlukan untuk menggunakan teknologi-teknologi tersebut. Beberapa teknologi terkait erat dengan biaya yang cukup signifikan untuk diimplementasikan.
Pendekatan-pendekatan untuk sebuah audit sistem informasi mengikuti babarapa variasi sebuah struktur tiga-tahap. Tahap-tahap tersebut adalah kaji ulang dan evaluasi awal bidang yang akan diaudit, kaji ulang dan evaluasi terperinci, dan pengujian. Terdapat tiga jenis audit sistem informasi, yaitu audit sistem informasi, audit pengembangan sistem aplikasi, dan audit pusat layanan komputer.
3.2 Kesimpulan Pengambilan Keputusan Manajemen
Seluruh aktivitas perencanaan dan pengendalian melibatkan pengambilan keputusan oleh manajer. Dalam kenyataanya, kontribusi seorang manajer kepada perusahaan adalah pengambilan keputusan. Manajer juga memberikan sumbangan penting lainnya seperti kepemimpinan dan motivasi kepada karyawan. Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan suatu proses, dan ini dilakukan manajer bukan hanya sepintas saja tetapi merupakan sesuatu yang sangat menyita waktu.
Pertanyaan Pemahaman
1. Apakah yang dimaksud dengan istilah auditing sekitar computer?
Auditing sekitar komputer adalah pendekatan auditing sistem informasi yang di dalamnya porsi pemprosesan sebuah sistem komputer diabaikan. Pendekatan ini tidak menguji operasi pemprosesan dan program komputer secara langsung melainkan berfokus pada masukan dan keluaran dari sistem berdasarkan komputer.
2. Sebutkan dua arti yang terdapat dalam istilah auditing system informasi!
- menjelaskan proses pengkajian ulang dan mengevaluasi pengendalian internal dalam sebuah sistem pemprosesan data elektronik. Jenis aktivitas ini umumnya dilakukan oleh para auditor selama pengujian kelayakan dan dapat disebut auditing melalui komputer.
- Menjelaskan penggunaan komputer oleh auditor untuk menjalankan beberapa kerja audit yang biasanya akan secara manual. Jenis aktivitas ini normalnya dilakukan selama proses pengujian subtantif terhadap rekening-rekening neraca dan dapat disebut audit dengan komputer.
3. Buatlah sebuah daftar dan jelaskan secara singkat tiga tahap dalam audit system informasi.
Ada tiga tahap umum dalam pendekatan ini, yaitu:
1. Telaahan dan evaluasi awal terhadap area yang akan diaudit serta penyiapan rencana audit
2. Telahaan dan evaluasi rinci atas pengendalian
3. Pengujian ketaatan yang diikuti dengan analisis dan pelaporan hasil-hasil
Pada tahap pertama menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam audit dan mencakup keputusan-keputusan yang berkaitan dengan area-area tertentu yang akan diinvestigasi, penugasan bagi staf audit, teknologi audit yang akan digunakan, dan pembuatan anggaran waktu dan/atau biaya untuk audit.
Tahap kedua, sasaran difokuskan pada temuan-temuan dalam area yang dipilih dalam audit. Dokumentasi area aplikasi ditelaah dan data yang berkaitan dengan operasi sistem dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner pengendalian intern, dan obsevasi langsung.
Tahap ketiga adalah pengujian. Tahap ini dalam audit menghasilkan bukti ketaatan terhadap prosedur-prosedur. Pengujian ketaatan dilakukan untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa pengendalian intern ada dan bekerja dengan yang dinyatakan dalam dokumentasi sistem.
4. Bedakan antara auditing melalui computer dan auditing dengan computer.
Auditing melalui computer (auditing through the computer)
Auditing memalui computer dapat didefinisikan sebagai verivikasi pengendalian-pengendalian dalam system EDP.
Pengendalian dalam lingkungan EDP dibagi menjadi dua,yaitu :
a. Pengendalian umum yang berkaitan dengan fasilitas-fasilitas EDP dan aspek pengembangan system EDP
b. Pengendalian aplikasi berkaitan dengan sitem aplikasi computer tertentu.
Auditing dengan computer (auditing with the computer)
Auditing dengan computer merupakan proses penggunaan tekhnologi informasi dalam auditing. Tekhnologi informasi digunakan untuk melakukan sejumlah pekerjaan audit yang dapat dilakukan juga secara manual. Sebagian besar data yang harus dievaluasi oleh auditor dibuat dalam format elektronik.
5. Apakah program audit computer itu.
Auditing dengan komputer adalah proses penggunaan TI (teknologi informasi) dalam sebuah auditing. TI digunakan untuk melakukan beberapa kerja audit yang biasanya dikerjakan secara manual. Penggunakan TI oleh auditor saat ini bukan lagi bersifat pilihan, namun hal tersebut menjadi penting karena hampir semua data yang akan dievaluasi oleh auditor adalah dalam bentuk elektronik
6. Jenis dokumen-dokumen seperti apa saja yang diperiksa dalam audit system informasi?
Hampir semua pendekatan untuk sebuah audit sistem informasi mengikuti beberapa variasi dari sebuah struktur tiga tahap. Tahap pertama terdiri atas kaji ulang awal dan evaluasi wilayah yang akan diaudit dan persiapan rencana audit. Tahap dua adalah kaji ulang dan evaluasi pengendalian yang terperinci. Tahap ketiga meliputi pengujian kelayakan dan diikuti dengan analisis dan pelaporan hasil. Tiap tahap umum dalam sebuah audit, sebagaimana juga terjadi dalam langkah-langkah khusus dalam tiap tahap, harus memiliki dokumen persiapan. Dokumen itu memberikan output yang berwujud dan tujuan untuk tiap langkah audit.
7. Sebutkan lima teknik embedded audit routine.
Embedded audit routines adalah teknologi audit yang mencakup modifikasi program komputer untuk tujuan-tujuan audit, tekniknya meliputi:
• Embedded audit data collection, menggunakan satu atau lebih modul terprogram secara khusus yang ditandai sebagai in-line code dalam kode program reguler untuk memilih dan mencatat data untuk tujuan analisis.
• System control audit review file (SCARF), uji edit terprogram untuk batasan dan kelayakan tercakup dalam program sejak pengembangan dimulai. Selama operasi normal program, unsur-unsur data yang dikecualikan dari edit ini ditulis dalam file. File pengecualian ini dapat ditelaah oleh auditor dan dapat dilakukan tindakan yang tepat.
• Sample audit review file (SARF), transaksi-transaksi dipilih secara acak dan bukan sebagai pengecualian dari uji edit program, untuk menghasilkan sampel statistik transaksi-transaksi untuk audit selanjutnya.
8. Apa yang diuji pada pengujian kepatuhan?
Tujuan pengujian ketaatan adalah untuk melihat eksistensi, efektivitas, dan pengecekan kontinuitas kegiatan yang mengandalkan sistem pengendalian intern tersebut. Pengujian ketaatan akan meliputi telaahan atas dokumentasi prosedur-prosedur pemeliharaan, telaahan atas informasi akuntansi kegiatan-kegiatan sistem, dan bahasa sumber dan teknik-teknik pembandingan kode obyek.
9. Bagaimana PC telah memengaruhi auditing system informasi?
Pada awalnya suatu teknologi auditing system informasi telah berkembang seiring perkembangan system computer, walaupun tidak seluruhnya merupakan teknologi yang digunakan untuk mengaudit. Namun, tersedia sejumlah alat dan teknologi untuk yang dapat digunakan untuk mencapai dengan tepat tujuan sebuah audit PC mempengaruhi auditing system informasi karena biaya murah PC ditambah dengan penggunaan yang makin luas. Berbagai paket perangkat lunak yang tersedia telah membuat PC menjadi alat penting untuk mengadministrasi sebuah audit.
Paket software general purpose seperti perangkat lunak untuk tujuan tertentu yang berorientasi audit telah berkembang secara khusus untuk digunakan dalam administrasi audit.
10. Identifikasikan karakteristik-karakteristik yang umum pada sebuah audit system informasi.
Informasi dikatakan berguna jika memiliki karakteristik sebagai berikut :
Relevan : Jika mampu mengurangi ketidakpastian,memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi. Mengkonfirmasikan,atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya
Andal : Jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan,dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi
Lengkap :Jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.
Tepat waktu :Jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan poengambil keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan
Dapat dipahami:Jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.
11. Bagaimana anda akan memilih area yang harus diausit dalam audit system informasi?
Seorang auditor perlu menentukan sasaran mana yang akan diaudit, contohnya fokuskan pada temuan-temuan dalam area yang dipilih dalam audit, dokumentasi area aplikasi ditelaah dan data yang berkaitan dengan operasi sistem dikumpulkan melalui tahap wawancara, kuisioner pengendalian intern, dan observasi langsung ke perusahaan yang akan diaudit sistem informasinya.
12. Mengapa audit pusat layanan computer memerlukan auditor system informasi yang memiliki keahlian tinggi?
Mengingat sering terjadi fraud dan keahlian seseorang yang minim maka akan sangat dibutuhkan kemampuan seseorang yang sudah expert.
Kasus I
Anda memutuskan untuk menggunakan sebuah paket perangkat lunak audit yang baru saja dimiliki dalam auditing piutang dagang. Siste, hutang dagang telah terkomputerisasi selama beberapa tahun dan record transaksi dicatat dalam disket magnetic.
a. Jelaskan dengan singkat lima fungsi utama paket GAS.
1. Membuat perhitungan dan melakukan verifikasi atas perkalian dan penjumlahan.
2. Memeriksa catatan untuk mengetahui kualitas, kelengkapan, konsistensi, dan ketepatan.
3. Mengurutkan data dan melakukan analisis data berikut mengurut urutan yang hilang.
4. Memilih sampel audit secara valid.
5. Mencetak permintaan konfirmasi.
b. Sebutkan tiga langkah utama dalam auditing hutang dagang yang dapat menggunakan GAS.
Dalam gas dikenal ada langkah-langkah: membaca, menyeleksi, mengetrak, dan memproses data contoh dari file computer.
Sedangkan dalam audit dikenal tahap-tahap yang dilaksanakan dalam audit progress : perencanaan audit, survei pendahuluan, audit terinci dan pelaporan:
1. Tahap Perencanaan Audit. Setiap audit menghendaki cakupan audit disesuaikan dengan tujuan audit. Pentingnya cakupan audit adalah untuk memahami organisasi dan departemen pemrosesan data yang akan diaudit.
2. Survei Pendahuluan. Survei pendahuluan ini membantu auditor untuk mengidentifikasikan problem area dan operasi ini penting untuk kesuksesan pengauditan departemen pemrosesan data. Setelah survei pendahuluan, auditor dapat menentukan tingkat kompleksitas audit operasional. Tahap pendahuluan dalam audit operasional merupakan dasar untuk tahap pengujian audit terinci.
3. Tahap audit Terinci. Kunci kegiatan untuk menguji dan mengevaluasi selama tahap audit terinci meliputi: (1) Fungsi pengorganisasian pemrosesan informasi;(2) Praktek dan kebijakan sumber daya manusia;(3) Pengoperasian komputer; (4) Pertimbangan pengembangan dan implementasi sistem; (5) Penerapan sistem pengoperasian. Kelima faktor ini penting dan perlu dipertimbangkan.
4. Pelaporan. Laporan audit didistribusikan kepada manajemen dan dewan audit. Isi laporan ini bervariasi sesuai dengan tujuan manajemen.
c. Jelaskan dengan singkat bagaimana GAS harus digunakan untuk menjalankan langkah-langkah auditing tersebut.
GAS adalah software yang sudah didesain secara khusus dan telah berbentuk paket yang digunakan untuk membaca, menyeleksi, mengetrak, dan memproses data yang dapat memudahkan auditor dalam proses auditing.
Kasus II
KASUS PT NISSAN
Perusahaan skala besar sekelas Nissan juga dapat mengalami masalah sulit berkaitan dengan skala ekonominya dalam bersaing dengan kompetitor. Sejak tahun 1998, Nissan mengidentifikasi banyak kerugian yang dialami dalam operasi perusahaan. Penyebabanya adalah inefisiensi, terlalu banyak sumberdaya yang dialokasikan untuk produksi dan pemasaran. Nissan kemudian meminta Ghosn untuk melakukan restrukturisasi pada pabrik Nissan dalam rangka efisiensi. Ghosn setuju, dan dalam menjalankan tugasnya banyak keputusan-keputusan tidak populer yang dibuatnya. Tentu ini menuntut penyesuaian dari seluruh komponen perusahaan yang terlibat. Perubahan yang dilakukan Ghosn antara lain: pengurangan jumlah tenaga kerja, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab karyawan, mengaktifkan team work, menumbuhkan kesadaran bahwa burning platform dan reengenering merupakan suatu kewajaran, penghematan, standarisasi keuangan internasional. Tantangan terbesar bagi Gohsn adalah mengubah mindset dari anggota perusahannya. Hasilnya sangat menakjubkan bagi Nissan. Nissan berhasil mengatasi krisis, tetapi bagaimana kelanjutannya?
ANALISIS KASUS
Keputusan yang dibuat para manajer boleh saja tidak populer, tetapi dapat juga mengikui pola-pola umum. Untuk mendapatkan kompetensi utama dari perusahaan, kadang kala manajer membuat keputusan-keputusan yang tidak populer. Keputusan tersebut bisa saja berseberangan dengan budaya kerja perusahaan. Tidak menjadi masalah, di sinilah letak tantangan terbesar manajer untuk dapat menghasilkan budaya organisasi yang baru. Dalam manajemen proses ini dikenal dengan banyak istilah, seperti business process reenginering atau setting mindset, atau burning platfrom and renew one.
Hasil dari keputusan baru dapat ditentukan setelah dijalankan. Manajer yang baik tentunya memiliki komitemen untuk menjalankan keputusan sampai pada saat hasil dari keputusan dievaluasi. Bisa saja keputusan tersebut gagal. Kegagalan dapat menjadi sebuah pengalaman yang berati untuk memikirkan langkah dan strategi baru. Pada hampir semua kasus, ide-ide cemerlang justru timbul ketika perusahaan mengalami kesulitan dan masalah. Di sinilah letak pentingnya sensitifitas bisnis, komunikasi, knowledge management, dan teamwork. Komponen-komponen tersebut terbukti dapat menjawab pelaksanaan keputusan yang telah dibuat oleh manajer.
Manajer dalam menjalankan perusahaan harus siap menghadapi risiko. Oleh sebab itu, selain membuat keputusan manajerial dalam bidang operasional perlu juga dilakukan manajemen risiko terhadap operasional dan keputusan yang telah dibuat. Perkembangan dan operasi perusahaan pada dasarnya harus menjalani siklus bisnis. Sampai pada saatnya, perusahaan mungkin akan berada di bawah, tetapi dengan keputusan yang tepat perusahaan harus mampu bangkit kembali mungkin dengan perubahan pada platform ataupun kebijakan yang diterapkan. Masa depan tidak dapat diprediksi dengan tepat oleh proses pengambilan keputusan dengan teknik secanggih apapun juga. Yang mungkin dilakukan oleh para manajer profesional adalah mengantisipasi dengan penerapan manajemen yang tepat. Berbagai teknik dan metode manajemen modern tetap menekankan bahwa perusahaan harus berani mengambil risiko dan menanggung risiko, tetapi dengan memperhatikan usaha untuk memperkecil risiko dan impac dari beragam risiko tersebut. Seberapa hebatnya manajer yang menjalankan tugas tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dari para pekerja di dalam perusahaan. Manajer berfungsi mengarahkan, mengendalikan, mengawasi, dan melakukan evaluasi terhadap rencana-rencana yang telah ditetapkan. Operasi tetap kembali kepada para karyawan dan unit kerja. Rasa memiliki perusahaan, karisma, dan kepemimpinan sangat penting bagi para manajer untuk dapat membuat programnya dapat berjalan dan dilaksanakan dengan baik oleh para karyawan. Hasil akhirnya tentu saja perusahaan mendapatkan tujuannya: profit dan satisfaction bagi karyawan serta customer satsfaction and customer loyality.
sumber : http://id.netlog.com/miemaya/blog/blogid=15965
Auditing Technologi Informasi muncul seiring dengan pesat nyah teknologi informasi. Dimana peranan computer dalam proses auditing sangat penting. Bahkan sekarang ini mulai dari input, proses, dan output telah banyak yang menggunakan computer atau sudah tidak manual lagi.
1.1 Konsep Auditing System Informasi
Auditing system informasi digunakan umumnya untuk menjelaskan perbedaan dua jenis aktivitas yang terkait dengan computer. Seperti untuk menjelaskan proses mengkaji ulang dan mengevaluasi pengendalian internal dalam sebuah system pemrosesan data elektronik.
1.1.1 Struktur Audit Laporan Keuangan
Tujuan utama dan tanggungjawab auditor eksternal adalah menguji kelayakan dan kebenaran laporan keuangan sebuah perusahaan. Sementara auditor internal melayani manajemen sebuah perusahaan. Dan auditor eksternal melayani para stake holder eksternal.
Terdapat dua komponen penting dalam audit yaitu:
Pertama, audit interim yang bertujuan menetapkan seberapa besar system pengendalian internal dapat diandalkan, dan biasanya membutuhkan uji kelayakan. Uji kelayakan tersebut adalah untuk mengkonfirmasi keberadaan, menilai efektivitas, dan memeriksa kesinambungan operasi kelayakan telah dinyatakan oleh internal control.
Kedua, audit laporan keuangan yang melibatkan uji substantive. Pengujian bersifat substantive adalah verifikasi langsung terhadap angka-angka laporan keuangan, menempatkan keandalan pengendalian internal sebagai hasil jaminan audit interim.
1.1.2 Ada Tiga Pendekatan Auditing
1. Auditing Around Computer (Audit Sekitar Komputer) yaitu dimana penggunaan komputer pada tahap proses diabaikan.
2. Auditing Throught Computer (Auditing Melalui Komputer) yaitu dimana pada tahap proses penggunaan komputer telah aktif.
3. Auditing With Computer (Auditing Dengan Komputer) yaitu dimana input, proses dan output telah menggunakan komputer.
1.2 Teknologi Auditing Sistem Informasi
Teknologi auditing sistem informasi telah berkembang seiring perkembangan sistem computer. Beberapa teknologi terkait dengan biaya yang cukup signifikan untuk mengimplementasikannya, sementara teknologi-teknologi lainnya dapat diimplementasikan dengan biaya relative rendah.
1. Test Data
Data pengujian adalah input yang disiapkan oleh auditor yang berisi baik input yang berisi data valid dan maupun tidak valid. Data pengujian dapat digunakan untuk memverifikasi validasi input transaksi rutin, pemrosesan logika, dan penghitungan rutin program-program komputer dan untuk memverifikasi penggabungan perubahan-perubahan program.
Dengan melakukan data pengujian, program masa ekonomis produksi reguler dapat digunakan, dan hal ini penting untuk memastikan bahwa data pengujian tidak memengaruhi file-file yang disimpan oleh sistem.
Data pengujian dapat dilakukan dengan membuat bentuk input untuk uji transaksi fiktif atau dengan cara lainnya, dengan mengkaji ulang data input aktual dan memilih beberapa transaksi riil untuk pemrosesan sebagai data pengujian. Teknik lainnya yang jarang digunakan adalah menciptakan data pngujian dengan menggunakan generator data pengujian yang secara khusus didesain dengan program komputer untuk menciptakan data komprehensif berdasarkan data input.
2. Integrated Test Facility
ITF menggunakan baik data pengujian maupun penciptaan record fiktif (vendor, karyawan) pada file master sebuah sistem computer. ITF pada umumnya digunakan unuk mengaudit sistem aplikasi komputer besar yang menggunakan teknologi pemrosesan real time.
3. Parallel Simulation
Pemrosesan data riil melalui program audit. Output disimulasikan dan dibandingkan dengan output regular demi tujuan pengawasan. Simulasi parallel, pemrosesan redundan terhadap seluruh data input dengan melakukan uji program terpisah, mengizinkan validasi komprehensif dan sangat tepat dilaksanakan pada transaksi penting yang memerlukan audit 100%. Program audit yang digunakan dalam simulasi paralel biasanya merupakan jenis program audit umum yang memproses data dan menghasilkan output yang identik dengan program yang sedang diaudit.
4. Audit software
Program computer yang memungkinkan computer digunakan sebagai alat auditing. Perangkat lunak yang konvensional seperti program penggunaan sistem, program pemunculan kembali informasi, atau bahasa program tingkat tinggi (COBOL) dapat digunakan untuk kegiatan audit ini.
5. Generalized Audit Software
GAS adalah perangkat lunak audit yang secara khusus didesain untuk memungkinkan auditor melakukan fungsi pemrosesan data audit yang terkait. GAS didesain untuk memungkinkan auditor dengan keahlian komputer yang tidak terlalu canggih untuk menjalankan audit yang terkait dengan fungsi-fungsi pemrosesan data. Paket-paket tersebut dapat menjalankan beberapa tugas tertentu seperti menyeleksi data sampel dari file-file, memeriksa perhitungan, dan mencari file-file untuk item-item yang tidak biasa.
6. PC Software
Perangkat lunak yang memungkinkan auditor menggunakan sebuah PC untuk melakukan tugas tugas audit. Paket PC software general purpose seperti perangkat lunak pengolah kata dan spreadsheet telah memiliki banyak aplikasi audit.
ACL, yang dipublikasikan oleh ACL software adalah salah satu contoh perangkat lunak audit. Perangkat lunak ini memungkinkan auditor untuk menghubungkan sebuah PC dengan mainframe atau PC klien dan kemudian mengekstrak dan menganalisis data.
7. Embedded Audit Routine
Rutinitas auditing khusus dimasukkan dalam program computer regular sehingga data transaksi dapat dijadikan subjek analisis audit. Kriteria audit untuk menyeleksi dan mencatat transaksi dengan modul-modul embedded (dilekatkan) harus disediakan oleh auditor. Dalam pendekatan yang disebut system control audit review file (SCARF), pengujian-pengujian terhadap edit-program yang ditentukan auditor untuk membatasi atau menentukan kelayakan, dimasukkan dalam program saat pertama kali program dikembangkan.
1.2.1 Embedded Audit Routine
Embedded audit routine adalah sebuah teknologi audit yang meliputi modifikasi program-program komputer demi tujuan audit. Hal ini dicapai dengan membangun rutin auditing khusus kedalam program produksi reguler sehinggga data transaksi atau beberapa subbagian darinya dapat dijadikan subjek bagi analisis audit. Salah satu teknik tersebut diberinama embedded audit data collection. Teknik ini menggunakan satu atau lebih modul-modul yang diprogram khusus yang dilekatkan (embedded) sebagai in-line code dalam kode program reguler untuk menyeleksi dan mencatat data untuk analisis dan evaluasi berikutnya. Penggunaan in-line code berarti bahwa program aplikasi menjalankan fungsi pengumpulan data audit bersamaan dengan program tersebut memproses data untuk tujuan produksi normal.
Kriteria audit untuk menyeleksi dan mencatat transaksi dengan modul-modul embedded (dilekatkan) harus disediakan oleh auditor. Hal ini dilakukan dalam banyak cara. Dalam pendekatan yang disebut system control audit review file (SCARF), pengujian-pengujian terhadap edit-program yang ditentukan auditor untuk membatasi atau menentukan kelayakan, dimasukan dalam program saat pertama kali program dikembangkan. Tujuan pendekatan ini adalah untuk menghasilkan sebuah sampel statistik transaksi untuk audit selanjutnya. Pendekatan ini disebut Sample Audit Review File (SARF).
1.2.2 Extended Record
Extended record adalah modifikasi program komputer untuk menyediakan sebuah rute audit secara komperhensif untuk transaksi-transaksi tertentu dengan cara mengumpulkannya dalam satu data tambahan extended record yang berkaitan dengan pemrosesan, yang biasanya tidak dikumpulkan.
Dengan teknik extended record, transaksi-transaksi khusus akan dipatok pada suatu tempat, dan langkah-langkah proses yang mengganggu yang biasanya tidak disimpan dan ditambahkan pada extended record, yang memungkinkan rute audit direkontruksi untuk transaksi-transaksi tersebut. Extended record berisi data dari seluruh program aplikasi yang terpisah, namun mampu memproses sebuah transaksi dan menyediakan sebuah rute audit yang lengkap. Transaksi-transaksi tersebut dapat diidentifikasi dengan kode-kode khusus, disleksi secara acak, atau dipilih sebagai eksepsi atas uji edit.
1.2.3 Snapshot
Snapshot adalah upaya untuk menyediakan gambaran komprehensif terhadap proses kerja sebuah program pada suatu titk waktu tertentu. Snapshot merupakan teknik program-debugging yang umum dikenal. Snapshot merupakan penambahan kode program yang menyebapkan program mampu mencetak isi area memori tertentu pada saat dan selama proses, ketika kode snapshot tersebut dijalankan. Snapshot dan extended record merupakan teknologi yang sangat mirip, dengan snapshot mampu menghasilkan sebuah rute audit dan extended record mampu menggabungkan data snapshot dalam extended record, dan bukan dalam bentuk hard copy.
1.2.4 Tracing
Tracing adalah teknik audit lainnya yang berasal dari program bantu debugging. Penelusuran (tracing) sebuah eksekusi program menyediakan rute rinci audit atas intruksi-intruksi yang dijalankan selama pengoprasian program. Tracing biasanya dijalankan dengan menggunakan sebuah pilihan dalam bahasa kode sumber program (seperti COBOL). Rute audit yang disediakan oleh tracing tergantung pada paket tracing tertentu. Bahasa-bahasa program tingkat tinggi ditelusuri pada tingkat sumber laporan, dan bahasa-bahasa program tingkat yang lebih rendah ditelusuri pada tingkat yang lebih rinci.
Demi kepentingan audit, tracing dapat digunakan untuk memverifikasi bahwa pengendalian internal dalam sebuah program aplikasi dapat dieksekusi ketika program tersebut memproses data pengujian. Tracing juga dapat mengindikasikan bagian-bagian dalam kode program yang tidak dieksekusi, yaitu situasi yang didalamnya beberapa kejadian telah menghasilkan temuan ketidak tepatan atau modifikasi yang tidak diotorisasi pada sebuah program.
Seluruh teknik embedded audit routin membutuhkan keahlian teknik yang tinggi ketika teknik-teknik tersebut untuk pertama kalinya ditetapkan, dan diperlukan pula pengetahuan yang memadai untuk menggunakan teknik-teknik tersebut dengan efektif. Teknik-teknik tersebut menjadi jauh lebih mudah diimplementasikan ketika sebuah program dan file-file untuk sebuah aplikasi desain, dan bukan setelah sistem beroprasi. Tingkat idenpendensi yang tetap dapat dipertahankan/dijaga oleh auditor sementara pengembangan sistem-sistem tersebut sangat tergantung pada tingkat keahlian teknis yang mereka miliki. Bahkan ketika auditor memiliki tingkat keahlian teknis yang tinggi, pengembangan masih tetap membutuhkan sebuah kerja sama yang baik antara auditor dan personel sistem.
1.2.5 Dokumen Tinjauan Sistem
Dokumen tinjauan sistem, seperti deskripsi naratif, flowchart dan daftar program, mungkin merupakan teknik auditing sistem informasi yang paling tua dan masih tetap digunakan secara luas. Pendekatan ini akan cocok khususnya pada audit tahap awal sebagai persiapan untuk seleksi dan penggunaan teknologi audit langsung lainnya.
Jenis kajian ulang lainnya pun memungkinkan. Seorang auditor dapat meminta personal omputer untuk melakukan “dump” terhadap sebuah file komputer, yaitu menyediakan bagi auditor sebuah daftar lengkap isi file. Atau, auditor dapat meminta dump daftar bahasa bahasa sumber program. Daftar ini dapat di kaji ulang oleh auditor. Program dapat dicek langsung ( desk checked )oleh auditor.dalam pengecekan langsung , auditor secara manual memproses data uji atau riil melalui logika program. Flowchat program dapat dikaji ulang dalam cara yang sama. Kaji ulang sebuah program yang lebih canggih dapat dilakukan dengan meminta sebuah dump atas kode objek, yaitu versi bahasa –mesin sebuh program. Jenis lain proses dokumentasi yang dapat di uji adalah pengoprasian dokumentasi yang dilakukan oleh banyak sitem komputer sebagai bagian rutin operasi. Rutinitas tersebut meliputi pengumpulan dan meringkas statistik-statistik yang berkaitan dengan dengan penggunaan sumberdaya program. Dan tentu saja, statistik itu sangat penting bagi auditor karena ia menunjukan bagaimana seseorang pengguna sistem, dan menunjukan pula kapan dan dan sumber daya serta program apa saja yang terlibat di dalamnya.
1.2.6 Flowchart Pengendalian
Dalam banyak kasus, dokumentasi khusus untuk kepentingan auditing dikaji ulang dan dikembangkan untuk menunjukan sifat dasar pengendalian aplikasi dalam sebuah sistem. Dokumen ini disebut Flowchart pengendalian. Flowchart analitik, Flowchart sistem, dan teknik grafis lainnya digunakan untuk menggambarkan berbagai pengendalian dalam sebuah sistem. Keunggulan utama Flowchart adalah mudah dipahami oeh auditor, pengguna, dan personal komputer sehingga dapat memfasilitasi komunikasi antar pihak yang berbeda.
1.2.7 Mapping
Bukti audit yang lebih bersifat langsung yang berkaitn dengan program dapat diperoleh dengan memonitor pengoperasian sebuah program dengan paket pengukuran perangkat lunak khusus. Perangat lunak khusus ini digunakan untuk memonitor eksekusi sebuah program yang dilakukan dengan menghitung berapa kali setiap pernyataan dalam tiap program dieksekusi dan dengan memberikan ringkasan statistik yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya. Walaupun paket pengukuran perangkat lunak dapat memastikan bahwa langkah-langkah program tertentu telah dijalankan, tetapi ia tidak dapat memastikan bahwa eksekusi yang dijalankan yang dijalankan telah sesuai urutan yang tepat.
Pemetaan dapat digunakan secara efektif bersama-sama dengan teknik data pengujian. Eksekusi sebuah program dengan data pengujian sebagai input dapat dijadikan sebuah pemetaan. Evaluasi output pemeantauan perangkat lunak dapat mengindikasikan seberapa luas input menguji pernyataan-pernyataan program individual.
1.3 Berbagai Jenis Audit Sistem Informasi
1.3.1 Pendekatan Umum Pada Audit System Informasi
Hampir semua pendekatan untuk sebuah audit system informasi mengikuti beberapa variasi dari sebuah struktur tiga tahap. Tahap pertama terdiri atas kajian ulang awal dan evaluasi wilayah yang akan diaudit dan persiapan rencana audit, yang bertujuan menetukan serangkaian tindakan yang akan dilakukan audit dan meliputi keputusan-keputusan yang berkaitann dengan wilayah wilayah tertentu yang akan diinvestigasi, penggunaan tenaga kerja audit, teknologi audit yang akan digunakan, dan pengembangan anggaran waktu dan atau biaya audit itu sendiri.
Tahap kedua dalam audit sitem informasi adalah adalah kaji ulang dan evaluasi terperinci. Dalam tahap audit ini, upaya diarahkan pada penemuan fakta dalam bidang atau wilayah yang dipilih untuk di audit.
Tahap ketiga dalam audit adalah pengujian. Tahap pengujian sebuah audit menghasilkan bukti kepatuhan terhadap prosedur yang telah ditetapkan. Uji kepatuhan dilakukan untuk menyediakan jaminan kepastian bahwa ada pengendalian internal dan ia lakukan sesuai yang telah dituliskan dalam dokumentasi sistem.
1.3.2 Audit Aplikasi Sistem Informasi
Pengendalian aplikasi dibagi menjadi tiga wilayah umum, yaitu input, pemrosesan, output. Audit aplikasi biasanya meliputi pengkajian ulang pengendalian yang ada disetiap wilayah tersebut. Teknologi khusus yang digunakan akan tergantung pada kecerdasan dan sumber daya yang dimiliki auditor. Data pengujian, ITF atau simulasi pararel dapat digunakan untuk pengendalian uji pemrosesan.
1.3.3 Audit Pengembangan Sistem Aplikasi
Audit pengembangan sistem diarahkan pada aktivitas analisis sistem dan programmer yang mengembangkan dan memodifikasi program-program aplikasi, file, prosedur-prosedur yang terkait. Pengendalian proses pengembangan sistem mempengaruhi keandalan program program aplikasi yang dikembangkan. Tiga wilayah umum yang menjadi perhatian audit dalam proses pengembangan sistem adalah standar pengembangan system, manajemen proyek, dan pengawasan perubahan program. Teknik audit yang sering digunakan untuk masing masing area tersebut adalah kaji ulang dan pengujian dokumentasi-dokumentasi yang terkait.
Standar pengembangan system adalah dokumentasi yang berkaitan dengan desain, pengembangan, dan implementasi system aplikasi.
Pengembangan manajemen proyek mengukur dan mengendalikan kemajuan selama pengembangan system aplikasi. Manajemen proyek terdiri atas perencanaan proyek dan pengawasan proyek. Rencana proyek adalah pernyataan formal rencana kerja rinci dari proyek tersebut.
1.3.4 Audit Pusat Layanan Komputer
Pengendalian umum yang mengatur operasi pusat layanan computer melengkapi pengendalian aplikasi yang dikembangkan dalam sistem aplikasi tertentu. Pengendalian umum yang mengatur operasi computer juga membantu memastikan ketersediaan yang berkesinambungan atas sumber daya pusat pengendalian lingkungan..
Audit dapat pula dilakukan dalam beberapa bidang. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan pengendalian lingkungan. System mainframe yang yang berkaitan dengan pusat layanan komputer besar biasanya memiliki persyaratan suhu dan kelembapan khusus. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan karenanya pengendalian juga harus diperhatikan untuk mempertahankan kestabilan sumber daya dan juga menyediakan sebuah alternative sumber daya jika terjadi kegagalan.
Pengendalian manajemen atas operasi pusat layanan computer juga bidang yang memerlukan perhatian. Area ini meliputi teknik teknik yang digunakan untuk menganggarkan factor factor beban perlengkapan, statistic penggunaan proyek, anggaran dan kebutuhan perencanaan staf dan rencana akuisisi perlengkapan
BAB II
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
2.1 Manajer Dan Keputusan
Seluruh organisai menghadapi masalah alokasi sumberdaya, yang diselesaikan melalui pengambilan keputusan manajerial. Dalam suatu organisasi, kekuasaan untuk membuat keputusan didelegasikan kepada manajer.
Perencanaan dan Pengendalian
Perencanaan dan pengendalian merupakan aktivitas-aktivitas fundamental (paling utama) yang biasa dilakukan oleh seluruh manajer. Pengambilan keputusan sehari-hari ini melibatkan keputusan yang berkaitan dengan berbagai aktivitas berikut ini:
• Mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan tersebut.
• Memperoleh sumberdaya-sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang dikehendaki.
• Mengalokasikan sumnerdaya yang diperoleh ke masing-masing pekerjaan dan menentukan penggunaan yang tepat dari sumberdaya-sumberdaya tersebut.
• Mengkoordinasikan dan menyelia (mengawasi) karyawan bila dibutuhkan dalam rangka melaksanakan tujuan-tujuan perusahaan.
• Memonitor aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil-hasil dari pekerjaan-pekerjaan tertentu serta mengambil tindakan perbaikan jika terjadi penyimpangan dari rencana.
Pengambilan Keputusan
Seluruh aktivitas perencanaan dan pengendalian melibatkan pengambilan keputusan oleh manajer. Dalam kenyataanya, kontribusi seorang manajer kepada perusahaan adalah pengambilan keputusan. Manajer juga memberikan sumbangan penting lainnya seperti kepemimpinan dan motivasi kepada karyawan. Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan suatu proses, dan ini dilakukan manajer bukan hanya sepintas saja tetapi merupakan sesuatu yang sangat menyita waktu.
Ada enam tahap sistematis yang biasa dilakukan oleh seorang manajer ketika mengambil keputusan:
1. Mengidentifikasikan dan mendefinisikan masalah: Tahap ini merupakan bagian tersulit dari proses pengambilan keputusan. Alasannya karena manajer seringkali sulit membedakan masalah itu sendiri dengan gejala-gejala dari suatu masalah.
2. Menentukan alternatif tindakan: Inti dari proses pengambilan keputusan adalah pemilihan tindakan tertentu oleh manajer. Agar manajer dapat membuat pilihan yang tepat, penting baginya untuk mengetahui setiap alternatif tindakan yang tersedia.
3. Mengevaluasi tindakan-tindakan yang mungkin: Suatu kerangka kerja yang bermanfaat dalam mengevaluasi berbagai alternatif adalah pendekatan manfaat-biaya (cost-benefit approach). Seringkali manajer menggunakan laporan proforma profitabilitas yang berkaitan dengan berbagai alternatif tersebut.
4. Memilih alternatif tindakan terbaik: Dalam berbagai kasus, pemilihan alternatif terbaik merupakan bagian paling mudah dalam proses pengambilan keputusan.
5. Melaksanakan alternatif tindakan yang dipilih
6. Melakukan tindak lanjut untuk meyakinkan dirinya bahwa hasil yang diinginkan dapat diperoleh: Jika suatu alternatif telah dipilih, manajer kemudian melakukan tindak lanjut dan mengimplementasikan pilihan tersebut. Tahap ini sering kali menyita waktu.
Analisis dan Pengendalian
Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis dan mengendalikan keputusan adalah sistem pelaporan anggaran (budgetary reporting system), dimana laporan periodic digunakan untuk menyoroti biaya dan penghasilan yang dianggarkan dibandingkan dengan biaya dan penghasilan sesungguhnya. Pendekatan lain, yaitu manajemen penyimpangan (management by exception) menyatakan bahwa penyelidikan manajemen hanya dilakukan terhadap penyimpangan-penyimpangan dari anggaran yang dianggap material.
Informasi yang Berguna untuk Perencanaan dan Pengendalian
Informasi berbeda dengan data, yaitu informasi berguna bagi pengambilan keputusan sedangkan data tidak. Kegunaan informasi dapat ditentukan berdasarkan kemampuannya memberikan bantuan dalam melakukan prediksi dan penafsiran mengenai risiko perencanaan.
Sifat-Sifat Informasi dan Tingkat Manfaat (Karakteristik Informasi)
Ketepatan waktu (timeliness) suatu laporan merupakan hal penting bagi tujuan-tujuan pengendalian. Informasi memiliki sifat lainnya selain ketepatan waktu adalah :
• Kuantifiabilitas (quantifiability) mengacu pada tingkat kesulitan dalam menyajikan suatu kejadian dalam bentuk numeric.
• Akurasi berkaitan dengan tingkat kemampuan dari sekumpulan informasi untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
• Kepadatan berkaitan dengan tingkat kerincian derajat informasi.
• Relevansi berkaitan dengan seberapa baik hubungan antara informasi dengan suatu masalah keputusan tertentu.
Nilai Informasi
Informasi memiliki nilai yang berasal dari pengaruhnya terhadap keputusan. Kualitas informasi umumnya meningkat jika terdapat kondisi-kondisi berikut:
• Akurasi – informasi benar dalam merefleksikan realitas
• Ketepatan waktu – informasi bersifat mutakhir
• Waktu tanggap – informasi tersedia dengan cepat
• Kelengkapan – informasi berisikan segala sesuatu yang dibutuhkan
• Relevan – informasi mempengaruhi keputusan yang dibuat
Perangkat Lunak untuk Pengambilan Keputusan
Ada beberapa perangkat lunak (software) untuk pengambilan keputusan, yaitu:
1. Perangkat lunak database (Database software)
Perangkat luank database memungkinkan manajer untuk melakukan pencarian (kueri) secara terstruktur untuk memperoleh informasi dalam database.
2. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
DSS ditujukan kearah pemrosesan data dalam konteks keputusan dibandingkan ke arah perolehan data. Perangkat lunak spreadsheet merupakan contoh umum DSS walaupun perangkat lunak itu sendiri bukan merupakan DSS
3. Sistem Ahli (Expert System)
Sistem ahli merupakan DSS yang dikembangkan dengan canggih yang menggunakan pengetahuan umum yang biasanya dimiliki seorang ahli untuk memecahkan masalah. Sistem ahli dibagi dua bagian, yaitu: basis pengetahuan (knowledge base) dan alat pengolahan masukan (inference engine). Basis pengetahuan menyimpan aturan-aturan, data dan hubungan yang digunakan untuk memecahkan masalah.
4. Sistem Informasi Eksekutif (Excecutive Information System)
Sistem ini biasanya dipergunakan oleh level atas manajemen. Sebagian besar informasi yang digunakan manajemen tingkat atas berasal dari sumber-sumber diluar sistem informasi organisasi.
2.2 Pelaporan Kepada Manajemen
Sistem Pelaporan
Agar sistem pelaporan menjadi efektif,sistem pelaporan harus merupakan komponen terpadu dari sistem informasi dimana seluruh akun menggunakan skema kode yang seragam.Pada tingkat yang paling umum,sistem pelaporan dapat di klasifikasikansebagai horizontal atau vertical.
Sistem pelaporan horizontal menghasilkan informasi untuk perencanaan dan pengendalian dalam funsi-fungsi operasional yang terikat di perusahaan.sistem pelaporan vertical membentuk arus ke bawah dan ke atas untuk informasi yang penting bagi perencanaan dan pengendalian.
Sistem pelaporan vertical membentuk arus informasi yang mengalir antara berbagai tingkatan manajemen. Anggaran disusun dengan mengumpulkan arus informasi ke atas,seperti ikhitisar penjualan historis. Sistem pelaporan vertical cenderung member penekanan pada perencanaan dan pengendalian sedangkan sistem pelaporan horizontal cenderung berfokus pada pelaksanaan fungsi-fungsi operasi.
Sistem Pelaporan Keuangan dan Biaya
Tujuan utama dari sistem keuangan adalah menghasilkan laporan pertanggungjawaban untuk pemilik atau kreditor perusahaan.Sistem ini berfokus pada pembuatan/penyajian laporan-laporan tradisional,yaitu laporan laba rugi,laporan posisi keuangan,laporan perubahan posisi keuangan.
Dalam sistem akuntansi biaya terdapat dua jenis sistem akuntansi biaya ,yaitu sistem biaya atas order kerja dan sistem biaya atas proses.Sistem job order costing digunakan pada industry dimana order pelanggan dikerjakan berdasarkan order.
Sistem Pelaporan Akuntansi Pertanggungjawaban
Konsep pertanggungjawaban menyatakanbahwa seluruh kejadian dalam lingkungan perusahaan dapat ditelusuri ke pertanggungjawaban individu tertentu. Konsep akuntansi pertanggungjawaban menyatakan bahwa individu tertentu harus bertanggungjawab atas terjadinya peristiwa tersebut. Sistem akuntansi pertanggungjawaban biasanya mampu mengalokasikan biaya ke pusat-pusat pertanggungjawaban yang relevan.
SistemPelaporan Profitabilitas
Sistem ini mencakup suatu sistem anggaran dan pelaporan pengendalian yang meliputi berbagai tingkat dalam bagan organisasi. Konsep utama yang mendasari pelaporan profitabilitas adalah perencanaan laba.organisasi dapat di pabdang sebagai kelompok pusat-pusat laba.Rencana laba perusahaan secara keseluruhan diperoleh dengan menetapkan target laba rugi masing-masing pusat laba. Sistem pelaporan profitabilitas tidaj hanya bermanfaat sebagai alat perencanaan tetapi juga berguna sebagai alat bantu dalam melakukan evaluasi.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan Auditing Teknologi Informasi
Istilah audit sistem informasi digunakan secara umum untuk menggambarkan dua jenis aktivitas yang berbeda yang terkait dengan komputer. Salah satu penggunaan istilah ini adalah untuk menggambarkan proses pengkajian ulang dan pengevaluasian pengendalian internal dalam sistem pemrosesan data eektronik. Jenis kegiatan ini digambarkan sebagai auditing melalui komputer. Penggunaan umum lainnya adalah untuk menggambarkan penggunaan komputer oleh seorang auditor untuk melakukan beberapa pekerjaan audit yang biasanya akan dikerjakan secara manual. Jenis aktivitas ini digambarkan sebagai auditing dengan komputer.
Teknologi audit sistem informasi telah berkembang seiring perkembangan sistem komputer. Namun demikian, tidak terdapat teknologi auditing secar keseluruhan. Sebaliknya, terdapat beberapa teknologi yang dapat digunakan dengan cukup baik untuk mencapai tujuan audit. Tekologi yang didiskusikan dalam bab ini antara lain adalah data pengujian, fasilitas uji terintegrasi (ITF), simulasi paralel, dan perangkat lunak audit secara umum. Teknologi-teknologi audit sistem informasi berbada satu sama lain, demikian juga keahlian teknis yang diperlukan untuk menggunakan teknologi-teknologi tersebut. Beberapa teknologi terkait erat dengan biaya yang cukup signifikan untuk diimplementasikan.
Pendekatan-pendekatan untuk sebuah audit sistem informasi mengikuti babarapa variasi sebuah struktur tiga-tahap. Tahap-tahap tersebut adalah kaji ulang dan evaluasi awal bidang yang akan diaudit, kaji ulang dan evaluasi terperinci, dan pengujian. Terdapat tiga jenis audit sistem informasi, yaitu audit sistem informasi, audit pengembangan sistem aplikasi, dan audit pusat layanan komputer.
3.2 Kesimpulan Pengambilan Keputusan Manajemen
Seluruh aktivitas perencanaan dan pengendalian melibatkan pengambilan keputusan oleh manajer. Dalam kenyataanya, kontribusi seorang manajer kepada perusahaan adalah pengambilan keputusan. Manajer juga memberikan sumbangan penting lainnya seperti kepemimpinan dan motivasi kepada karyawan. Pengambilan keputusan pada dasarnya merupakan suatu proses, dan ini dilakukan manajer bukan hanya sepintas saja tetapi merupakan sesuatu yang sangat menyita waktu.
Pertanyaan Pemahaman
1. Apakah yang dimaksud dengan istilah auditing sekitar computer?
Auditing sekitar komputer adalah pendekatan auditing sistem informasi yang di dalamnya porsi pemprosesan sebuah sistem komputer diabaikan. Pendekatan ini tidak menguji operasi pemprosesan dan program komputer secara langsung melainkan berfokus pada masukan dan keluaran dari sistem berdasarkan komputer.
2. Sebutkan dua arti yang terdapat dalam istilah auditing system informasi!
- menjelaskan proses pengkajian ulang dan mengevaluasi pengendalian internal dalam sebuah sistem pemprosesan data elektronik. Jenis aktivitas ini umumnya dilakukan oleh para auditor selama pengujian kelayakan dan dapat disebut auditing melalui komputer.
- Menjelaskan penggunaan komputer oleh auditor untuk menjalankan beberapa kerja audit yang biasanya akan secara manual. Jenis aktivitas ini normalnya dilakukan selama proses pengujian subtantif terhadap rekening-rekening neraca dan dapat disebut audit dengan komputer.
3. Buatlah sebuah daftar dan jelaskan secara singkat tiga tahap dalam audit system informasi.
Ada tiga tahap umum dalam pendekatan ini, yaitu:
1. Telaahan dan evaluasi awal terhadap area yang akan diaudit serta penyiapan rencana audit
2. Telahaan dan evaluasi rinci atas pengendalian
3. Pengujian ketaatan yang diikuti dengan analisis dan pelaporan hasil-hasil
Pada tahap pertama menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam audit dan mencakup keputusan-keputusan yang berkaitan dengan area-area tertentu yang akan diinvestigasi, penugasan bagi staf audit, teknologi audit yang akan digunakan, dan pembuatan anggaran waktu dan/atau biaya untuk audit.
Tahap kedua, sasaran difokuskan pada temuan-temuan dalam area yang dipilih dalam audit. Dokumentasi area aplikasi ditelaah dan data yang berkaitan dengan operasi sistem dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner pengendalian intern, dan obsevasi langsung.
Tahap ketiga adalah pengujian. Tahap ini dalam audit menghasilkan bukti ketaatan terhadap prosedur-prosedur. Pengujian ketaatan dilakukan untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa pengendalian intern ada dan bekerja dengan yang dinyatakan dalam dokumentasi sistem.
4. Bedakan antara auditing melalui computer dan auditing dengan computer.
Auditing melalui computer (auditing through the computer)
Auditing memalui computer dapat didefinisikan sebagai verivikasi pengendalian-pengendalian dalam system EDP.
Pengendalian dalam lingkungan EDP dibagi menjadi dua,yaitu :
a. Pengendalian umum yang berkaitan dengan fasilitas-fasilitas EDP dan aspek pengembangan system EDP
b. Pengendalian aplikasi berkaitan dengan sitem aplikasi computer tertentu.
Auditing dengan computer (auditing with the computer)
Auditing dengan computer merupakan proses penggunaan tekhnologi informasi dalam auditing. Tekhnologi informasi digunakan untuk melakukan sejumlah pekerjaan audit yang dapat dilakukan juga secara manual. Sebagian besar data yang harus dievaluasi oleh auditor dibuat dalam format elektronik.
5. Apakah program audit computer itu.
Auditing dengan komputer adalah proses penggunaan TI (teknologi informasi) dalam sebuah auditing. TI digunakan untuk melakukan beberapa kerja audit yang biasanya dikerjakan secara manual. Penggunakan TI oleh auditor saat ini bukan lagi bersifat pilihan, namun hal tersebut menjadi penting karena hampir semua data yang akan dievaluasi oleh auditor adalah dalam bentuk elektronik
6. Jenis dokumen-dokumen seperti apa saja yang diperiksa dalam audit system informasi?
Hampir semua pendekatan untuk sebuah audit sistem informasi mengikuti beberapa variasi dari sebuah struktur tiga tahap. Tahap pertama terdiri atas kaji ulang awal dan evaluasi wilayah yang akan diaudit dan persiapan rencana audit. Tahap dua adalah kaji ulang dan evaluasi pengendalian yang terperinci. Tahap ketiga meliputi pengujian kelayakan dan diikuti dengan analisis dan pelaporan hasil. Tiap tahap umum dalam sebuah audit, sebagaimana juga terjadi dalam langkah-langkah khusus dalam tiap tahap, harus memiliki dokumen persiapan. Dokumen itu memberikan output yang berwujud dan tujuan untuk tiap langkah audit.
7. Sebutkan lima teknik embedded audit routine.
Embedded audit routines adalah teknologi audit yang mencakup modifikasi program komputer untuk tujuan-tujuan audit, tekniknya meliputi:
• Embedded audit data collection, menggunakan satu atau lebih modul terprogram secara khusus yang ditandai sebagai in-line code dalam kode program reguler untuk memilih dan mencatat data untuk tujuan analisis.
• System control audit review file (SCARF), uji edit terprogram untuk batasan dan kelayakan tercakup dalam program sejak pengembangan dimulai. Selama operasi normal program, unsur-unsur data yang dikecualikan dari edit ini ditulis dalam file. File pengecualian ini dapat ditelaah oleh auditor dan dapat dilakukan tindakan yang tepat.
• Sample audit review file (SARF), transaksi-transaksi dipilih secara acak dan bukan sebagai pengecualian dari uji edit program, untuk menghasilkan sampel statistik transaksi-transaksi untuk audit selanjutnya.
8. Apa yang diuji pada pengujian kepatuhan?
Tujuan pengujian ketaatan adalah untuk melihat eksistensi, efektivitas, dan pengecekan kontinuitas kegiatan yang mengandalkan sistem pengendalian intern tersebut. Pengujian ketaatan akan meliputi telaahan atas dokumentasi prosedur-prosedur pemeliharaan, telaahan atas informasi akuntansi kegiatan-kegiatan sistem, dan bahasa sumber dan teknik-teknik pembandingan kode obyek.
9. Bagaimana PC telah memengaruhi auditing system informasi?
Pada awalnya suatu teknologi auditing system informasi telah berkembang seiring perkembangan system computer, walaupun tidak seluruhnya merupakan teknologi yang digunakan untuk mengaudit. Namun, tersedia sejumlah alat dan teknologi untuk yang dapat digunakan untuk mencapai dengan tepat tujuan sebuah audit PC mempengaruhi auditing system informasi karena biaya murah PC ditambah dengan penggunaan yang makin luas. Berbagai paket perangkat lunak yang tersedia telah membuat PC menjadi alat penting untuk mengadministrasi sebuah audit.
Paket software general purpose seperti perangkat lunak untuk tujuan tertentu yang berorientasi audit telah berkembang secara khusus untuk digunakan dalam administrasi audit.
10. Identifikasikan karakteristik-karakteristik yang umum pada sebuah audit system informasi.
Informasi dikatakan berguna jika memiliki karakteristik sebagai berikut :
Relevan : Jika mampu mengurangi ketidakpastian,memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi. Mengkonfirmasikan,atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya
Andal : Jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan,dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas di organisasi
Lengkap :Jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.
Tepat waktu :Jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan poengambil keputusan menggunakannya dalam membuat keputusan
Dapat dipahami:Jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.
11. Bagaimana anda akan memilih area yang harus diausit dalam audit system informasi?
Seorang auditor perlu menentukan sasaran mana yang akan diaudit, contohnya fokuskan pada temuan-temuan dalam area yang dipilih dalam audit, dokumentasi area aplikasi ditelaah dan data yang berkaitan dengan operasi sistem dikumpulkan melalui tahap wawancara, kuisioner pengendalian intern, dan observasi langsung ke perusahaan yang akan diaudit sistem informasinya.
12. Mengapa audit pusat layanan computer memerlukan auditor system informasi yang memiliki keahlian tinggi?
Mengingat sering terjadi fraud dan keahlian seseorang yang minim maka akan sangat dibutuhkan kemampuan seseorang yang sudah expert.
Kasus I
Anda memutuskan untuk menggunakan sebuah paket perangkat lunak audit yang baru saja dimiliki dalam auditing piutang dagang. Siste, hutang dagang telah terkomputerisasi selama beberapa tahun dan record transaksi dicatat dalam disket magnetic.
a. Jelaskan dengan singkat lima fungsi utama paket GAS.
1. Membuat perhitungan dan melakukan verifikasi atas perkalian dan penjumlahan.
2. Memeriksa catatan untuk mengetahui kualitas, kelengkapan, konsistensi, dan ketepatan.
3. Mengurutkan data dan melakukan analisis data berikut mengurut urutan yang hilang.
4. Memilih sampel audit secara valid.
5. Mencetak permintaan konfirmasi.
b. Sebutkan tiga langkah utama dalam auditing hutang dagang yang dapat menggunakan GAS.
Dalam gas dikenal ada langkah-langkah: membaca, menyeleksi, mengetrak, dan memproses data contoh dari file computer.
Sedangkan dalam audit dikenal tahap-tahap yang dilaksanakan dalam audit progress : perencanaan audit, survei pendahuluan, audit terinci dan pelaporan:
1. Tahap Perencanaan Audit. Setiap audit menghendaki cakupan audit disesuaikan dengan tujuan audit. Pentingnya cakupan audit adalah untuk memahami organisasi dan departemen pemrosesan data yang akan diaudit.
2. Survei Pendahuluan. Survei pendahuluan ini membantu auditor untuk mengidentifikasikan problem area dan operasi ini penting untuk kesuksesan pengauditan departemen pemrosesan data. Setelah survei pendahuluan, auditor dapat menentukan tingkat kompleksitas audit operasional. Tahap pendahuluan dalam audit operasional merupakan dasar untuk tahap pengujian audit terinci.
3. Tahap audit Terinci. Kunci kegiatan untuk menguji dan mengevaluasi selama tahap audit terinci meliputi: (1) Fungsi pengorganisasian pemrosesan informasi;(2) Praktek dan kebijakan sumber daya manusia;(3) Pengoperasian komputer; (4) Pertimbangan pengembangan dan implementasi sistem; (5) Penerapan sistem pengoperasian. Kelima faktor ini penting dan perlu dipertimbangkan.
4. Pelaporan. Laporan audit didistribusikan kepada manajemen dan dewan audit. Isi laporan ini bervariasi sesuai dengan tujuan manajemen.
c. Jelaskan dengan singkat bagaimana GAS harus digunakan untuk menjalankan langkah-langkah auditing tersebut.
GAS adalah software yang sudah didesain secara khusus dan telah berbentuk paket yang digunakan untuk membaca, menyeleksi, mengetrak, dan memproses data yang dapat memudahkan auditor dalam proses auditing.
Kasus II
KASUS PT NISSAN
Perusahaan skala besar sekelas Nissan juga dapat mengalami masalah sulit berkaitan dengan skala ekonominya dalam bersaing dengan kompetitor. Sejak tahun 1998, Nissan mengidentifikasi banyak kerugian yang dialami dalam operasi perusahaan. Penyebabanya adalah inefisiensi, terlalu banyak sumberdaya yang dialokasikan untuk produksi dan pemasaran. Nissan kemudian meminta Ghosn untuk melakukan restrukturisasi pada pabrik Nissan dalam rangka efisiensi. Ghosn setuju, dan dalam menjalankan tugasnya banyak keputusan-keputusan tidak populer yang dibuatnya. Tentu ini menuntut penyesuaian dari seluruh komponen perusahaan yang terlibat. Perubahan yang dilakukan Ghosn antara lain: pengurangan jumlah tenaga kerja, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab karyawan, mengaktifkan team work, menumbuhkan kesadaran bahwa burning platform dan reengenering merupakan suatu kewajaran, penghematan, standarisasi keuangan internasional. Tantangan terbesar bagi Gohsn adalah mengubah mindset dari anggota perusahannya. Hasilnya sangat menakjubkan bagi Nissan. Nissan berhasil mengatasi krisis, tetapi bagaimana kelanjutannya?
ANALISIS KASUS
Keputusan yang dibuat para manajer boleh saja tidak populer, tetapi dapat juga mengikui pola-pola umum. Untuk mendapatkan kompetensi utama dari perusahaan, kadang kala manajer membuat keputusan-keputusan yang tidak populer. Keputusan tersebut bisa saja berseberangan dengan budaya kerja perusahaan. Tidak menjadi masalah, di sinilah letak tantangan terbesar manajer untuk dapat menghasilkan budaya organisasi yang baru. Dalam manajemen proses ini dikenal dengan banyak istilah, seperti business process reenginering atau setting mindset, atau burning platfrom and renew one.
Hasil dari keputusan baru dapat ditentukan setelah dijalankan. Manajer yang baik tentunya memiliki komitemen untuk menjalankan keputusan sampai pada saat hasil dari keputusan dievaluasi. Bisa saja keputusan tersebut gagal. Kegagalan dapat menjadi sebuah pengalaman yang berati untuk memikirkan langkah dan strategi baru. Pada hampir semua kasus, ide-ide cemerlang justru timbul ketika perusahaan mengalami kesulitan dan masalah. Di sinilah letak pentingnya sensitifitas bisnis, komunikasi, knowledge management, dan teamwork. Komponen-komponen tersebut terbukti dapat menjawab pelaksanaan keputusan yang telah dibuat oleh manajer.
Manajer dalam menjalankan perusahaan harus siap menghadapi risiko. Oleh sebab itu, selain membuat keputusan manajerial dalam bidang operasional perlu juga dilakukan manajemen risiko terhadap operasional dan keputusan yang telah dibuat. Perkembangan dan operasi perusahaan pada dasarnya harus menjalani siklus bisnis. Sampai pada saatnya, perusahaan mungkin akan berada di bawah, tetapi dengan keputusan yang tepat perusahaan harus mampu bangkit kembali mungkin dengan perubahan pada platform ataupun kebijakan yang diterapkan. Masa depan tidak dapat diprediksi dengan tepat oleh proses pengambilan keputusan dengan teknik secanggih apapun juga. Yang mungkin dilakukan oleh para manajer profesional adalah mengantisipasi dengan penerapan manajemen yang tepat. Berbagai teknik dan metode manajemen modern tetap menekankan bahwa perusahaan harus berani mengambil risiko dan menanggung risiko, tetapi dengan memperhatikan usaha untuk memperkecil risiko dan impac dari beragam risiko tersebut. Seberapa hebatnya manajer yang menjalankan tugas tidak akan berarti apa-apa tanpa dukungan dari para pekerja di dalam perusahaan. Manajer berfungsi mengarahkan, mengendalikan, mengawasi, dan melakukan evaluasi terhadap rencana-rencana yang telah ditetapkan. Operasi tetap kembali kepada para karyawan dan unit kerja. Rasa memiliki perusahaan, karisma, dan kepemimpinan sangat penting bagi para manajer untuk dapat membuat programnya dapat berjalan dan dilaksanakan dengan baik oleh para karyawan. Hasil akhirnya tentu saja perusahaan mendapatkan tujuannya: profit dan satisfaction bagi karyawan serta customer satsfaction and customer loyality.
sumber : http://id.netlog.com/miemaya/blog/blogid=15965
Saturday, May 6, 2017
BENEBA CANVAS DAN MULTIMEDIA BUILDER
TUGAS
SOFTSKILL
“BENEBA
CANVAS DAN MULTIMEDIA BUILDER”

FAKULTAS TEKNOLOGI
INFORMASI & TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
1. BENEBA CANVAS
Desain
grafis dibagi menjadi beberapa kategori maka sarana untuk mengolah pun
berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan dan tujuan pembuatan karya.
1. Aplikasi
Pengolah Tata Letak (Layout)
Program ini
sering digunakan untuk keperluan pembuatan brosur, pamflet, booklet, poster,
dan lain yang sejenis. Program ini mampu mengatur penempatan teks dan gambar
yang diambil dari program lain (seperti Adobe Photoshop).
Aplikasi yang
termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Adobe
FrameMaker
- Adobe In
Design
- Adobe
PageMaker
- Corel
Ventura
- Microsoft
Publisher
- Quark
Xpress
2. Aplikasi
Pengolah Vektor/Garis
Program yang
termasuk dalam kelompok ini dapat digunakan untuk membuat gambar dalam bentuk
vektor/garis sehingga sering disebut sebagai Illustrator Program. Seluruh objek
yang dihasilkan berupa kombinasi beberapa garis, baik berupa garis lurus maupun
lengkung.
Aplikasi
yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Adobe
Illustrator
- Beneba Canvas
- CorelDraw
- Macromedia
Freehand
-
Metacreations Expression
- Micrografx
Designer
3. Aplikasi
Pengolah Pixel/Gambar
Program yang
termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah gambar/manipulasi
foto (photo retouching). Semu objek yang diolah dalam progam-program tersebut
dianggap sebagai kombinasi beberapa titik/pixel yang memiliki kerapatan dan
warna tertentu, misalnya, foto. Gambar dalam foto terbentuk dari beberapa
kumpulan pixel yang memiliki kerapatan dan warna tertentu. Meskipun begitu,
program yang termasuk dalam kelompok ini dapat juga mengolah teks dan garis,
akan tetapi dianggap sebagai kumpulan pixel. Objek yang diimpor dari program
pengolah vektor/garis, setelah diolah dengan program pengolah pixel/titik
secara otomatis akan dikonversikan menjadi bentuk pixel/titik.
Aplikasi
yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
- Adobe
Photoshop -
Microsoft Photo Editor
- Corel
Photo Paint -
QFX
- Macromedia
Xres -
Wright Image
-
Metacreations Painter -
Pixelmator
-
Metacreations Live Picture -
Manga Studio
- Micrografx
Picture Publisher -
GIMP
4. Aplikasi
Pengolah Film/Video
Program yang
termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah film dalam
berbagai macam format. Pemberian judul teks (seperti karaoke, teks terjemahan,
dll) juga dapat diolah menggunakan program ini. Umumnya, pemberian efek khusus
(special effect) seperti suara ledakan, desingan peluru, ombak, dan lain-lain
juga dapat dibuat menggunakan aplikasi ini. Yang termasuk dalam kategori ini
adalah:
- Adobe
After Effect
- Power
Director
- Show Biz
DVD
- Ulead
Video Studio
- Element
Premier
- Easy Media
Creator
- Pinnacle
Studio Plus
- WinDVD
Creater
- Nero Ultra
Edition
- Camtasia
5. Aplikasi
Pengolah Multimedia
Program yang
termasuk dalam kelompok ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah karya dalam
bentuk Multimedia berisi promosi, profil perusahaan, maupun yang sejenisnya dan
dikemas dalam bentuk CD maupun DVD. Multimedia tersebut dapat berisi
film/movie, animasi, teks, gambar, dan suara yang dirancan sedemikian rupa
sehingga pesan yang disampaikan lebih interktif dan menarik. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah:
- Macromedia
Authorware
- Macromedia
Director
- Macromedia
Flash
- Multimedia
Builder
- Ezedia
- Hyper
Studio
- Ovation
Studio Pro
2. MULTIMEDIA BUILDER
Lahirnya teknologi multimedia
adalah hasil dari perpaduan kemajuan teknologi elektronik, teknik komputer dan
perangkat lunak. Kemampuan penyimpanan dan pengolahan gambar digital dalam
belasan juta warna dengan resolusi tinggi serta reproduksi suara maupun video
dalam bentuk digital. Multimedia merupakan konsep dan teknologi dari unsur-unsur
gambar, suara, animasi serta video disatukan di dalam komputer untuk disimpan,
diproses, dan disajikan guna membentuk interaktif yang sangat inovatif antara
komputer dengan user. Bila dibandingkan dengan informasi dalam bentuk teks
(huruf dan angka) yang umumnya terdapat pada komputer saat ini, tentu informasi
dalam bentuk multimedia yang dapat diterima dengan kedua indra penglihatan
manusia dalam bentuk yang sesuai dengan aslinya atau dalam dunia yang
sesungguhnya (reality).
Multimedia Builder adalah sebuah
tool alternatif yang menarik untuk membuat sebuah aplikasi multimedia.
Multimedia Builder merupakan alat untuk multimedia authoring yang dikembangkan
oleh Mediachance, memungkinkan untuk membuat menu autorun untuk CD, presentasi,
aplikasi multimedia, pemutar media dan banyak lagi. Bagi yang ingin membuat
aplikasi multimedia secara cepat disarankan untuk memakai aplikasi ini karena
dengan memakai aplikasi multimedia builder ini kerja anda dalam membuat
aplikasi multimedia semakin efisien dan sangat menyingkat waktu pastinya. Hal
ini memungkinkan untuk membuat fitur lengkap aplikasi berbasis Windows yang
berisi grafik, animasi, musik (termasuk dalam format MP3). Multimedia Builder
menciptakan aplikasi exe-kecil independen dan memiliki segala yang dibutuhkan.
Dengan itu, dapat membuat program multimedia tanpa menghabiskan satu bulan
untuk belajar bahasa pemrograman yang kompleks. Jika ingin memperluas kemampuan
mereka, ini akan membantu MMB (Multimedia Builder) bahasa scripting. Sederhana
dan terjangkau tetapi pada saat yang sama dengan kemampuan yang luas, bahasa
ini akan membantu untuk membuat langkah pertama dalam pemrograman. Saat ini
memang sudah banyak tool untuk membuat multimedia, contoh tool untuk membuat
multimedia yang sangat tren saat ini seperti Macromedia Flash dan juga tool
programing yang sudah tidak asing lagi bagi para pembuat aplikasi komputer
seperti Visual Basic. Jangan ragu lagi untuk menggunakan tool multimedia
builder ini yang pasti aplikasi ini bisa dipakai baik dalam membuat presentasi
berita ataupun gagasan-gagasan yang sangat besar seperti membuat sebuah
tutorial maupun biodata.
Terdapat tiga
manfaat yang telah dirangkum dan bisa didapatkan jika menggunakan tool
multimedia builder ini diantaranya :
1. Tool
Multimedia Builder ini bisa dimanfaatkan untuk membuat autorun CD-Rom
2. Dengan
Multimedia Builder ini bisa membuat serta membangun aplikasi multimedia hanya
dalam
hitungan menit tanpa harus menunggu selama
berbulan-bulan
3.
Multimedia Builder ini mempunyai banyak fitur dan tidak sulit untuk pengoperasiannnya
dan bisa
menggunakan aplikasi ini untuk membuat
aplikasi dalam bentuk standalone format .exe dengan
menggunakan fitur compile
Multimedia
Builder dapat digunakan untuk membuat berbagai jenis aplikasi seperti:
- Elektronik
buku (e-book) -
Multimedia Proyek
- Interaktif
tes -
Elektronik Selebaran
- Kerangka
Informasi untuk CD-ROM -
Direktori
- Demonstrasi -
Elektronik Resume
- Pendidikan
Bahan
Mengenal
ruang lingkup pada Multimedia Builder
Pada gambar
diatas adalah tampilan utama pada Multimedia Builder.
Pada gambar
diatas adalah Bar Menu pada Multimedia Builder.
Bar menu
digunakan untuk memilih pilihan menu-menu standard pada multimedia builder
diantaranya :
- File - Arrage
- Edit - Effects
- View - Tools
- Project - Window
- Page - Help
- Object
Pada gambar
diatas adalah Main Toolbar pada Multimedia Builder.
Main Toolbar
adalah kumpulan toolbar menu standar ketika membuat sebuah apilikasi seperti :
- New File
- Open File
- Copy -
Paste
- Undo -
Redo
- Zoom
- Run
Aplikasi
- Debug
Aplikasi
Pada gambar
diatas adalah Object Toolbar pada Multimedia Builder.
Object
Toolbar digunakan untuk membuat objek-objek yang diperlukan pada aplikasi yang
akan dibuat yang terdiri dari :
-Button
-Label
-Image
-ListSong
-Input Text
Pada gambar
diatas adalah Page Toolbar pada Multimedia Builder.
Page Toolbar
digunakan untuk menambahkan sebuah halaman pada aplikasi diantaranya :
- Master
Page
- Run Script
- Delete
Page
Subscribe to:
Comments (Atom)

